Reptilia dan Ampibi
Reptilia dan Ampibi
1. Ahaetulla prasina
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Ahaetulla
Species
: Ahaetulla prasina
Deskripsi:
Sisik
internasal biasanya berhubungan dengan sisik labial; 1-4 sisik loreal berukuran
kecil dalam satu baris di antara sisik prefrontal dan sisik labial atas; sisik
frontal sama panjang atau sedikit lebih panjang daripada jarak antara sisik
frontal dengan ujung moncong, dan lebih panjang dari sisik parietal; terdapat
satu sisik preokular yang bersentuhan dengan sisik frontal; dua sisik
postokular; sembilan sisik labial atas, sisik ke-4 sampai sisik ke-6
bersinggungan dengan mata; empat sisik labial bawah bersinggungan dengan
perisai dagu anterior; sisik di bagian tengah tubuh terdiri atas 15 baris,
sisik pada daerah sakral biasanya berlunas; sisik ventral berjumlah 194-235;
sisik anal berbelah; sisik subkaudal berbelah dengan jumlah 151-207.
Ular
ini biasanya berwarna hijau, olive ataupun cokelat keabu-abuan pada bagian
dorsal; kulit pada bagian leher berwarna hitam dan putih; bagian ventral
biasanya berwarna kehijauan atau keabu-abuan; garis berwarna kuning terdapat di
kedua tepi sisik ventral. Habitat arboreal; ovovivipar. Gigi bisa terletak di
belakang, berbisa lemah, tidak berbahaya bagi manusia.
Persebaran : India, Asia, Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa, Kepulauan Sangihe, Ternate, Kepulauan Filipina
Status :
2. Dendrelapis pictus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Dendrelapis
Species
: Dendrelapis pictus
Deskripsi:
Gigi
maksila berjumlah 23-26; sisik rostral lebar, dapat dilihat dari atas; sisik
internasal sama panjang atau sedikit lebih pendek daripada sisik prefrontal;
sisik frontal lebih pendek daripada sisik parietal; sisik loreal memanjang;
terdapat satu sisik preokular dan dua sisik postokular; sisik labial atas berjumlah
sembilan (kadang delapan atau tujuh), sisik ke-5 dan ke-6 atau sisik ke-4
sampai sisik ke-6 bersinggungan dengan mata; lima sisik labial bawah
bersentuhan dengan perisai dagu anterior. Sisik di bagian tengah tubuh terdiri
dari 15 baris, di mana sisik vertebral hampir sama besarnya dengan sisik-sisik
yang lainnya; sisik ventral berjumlah 151-204; sisik anal berbelah; sisik
subkaudal berjumlah 103-174.
Ular ini biasanya berwarna olive
atau cokelat pada bagian dorsal; terdapat garis berwarna kuning di bagian
lateral tubuh yang dibatasi dengan warna gelap di bagian bawah dari garis
kuning tersebut. Terdapat dua garis hitam di tiap sisi kepala yang melalui
mata, kemudian garis tersebut melebar di belakang mata atau terpecah menjadi
totol-totol. Bibir atas berwarna kuning. Bagian ventral tubuh berwarna
kekuningan atau kehijauan. Habitat arboreal. Tidak berbisa.
Persebaran : India, Asia, Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Lombok, Maluku, Kepulauan Filipina
Status :
3. Eretmochelys imbricata
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Testudinata
Family : Cheloniidae
Genus : Eretmochelys
Species : Eretmochelys
imbricata
Deskripsi:
Keping-keping
perisai punggungnya saling menutupi yang tersusun seperti genting. Ukurannya
dapat mencapai sekitar 1000 mm, moncongnya seperti paruh, rahang atasnya
seperti paruh burung kakak tua, agak melengkung kebawah dan relatif tajam.
Keping vertebral pertama lebih kecil dibandingkan dengan keeping vertebral yang
lain. Keping vertebral kedua, ketiga, dan keempat berbentuk segilima dengan
ujung belakang melancip. Perisai punggung halus dan kuat. Jumlah keping kostal
empat pasang, umumnya lebih lebar dibandingkan dengan vertebral di tengah
perisai punggung. Keping nukhal berukuran relatif lebar, tetapi tidak
berhubungan dengan keping kostal pertama. Bagian punggung atau karapaks
berwarna cokelat tua, bagian ventral atau plastron berwarna kuning, anakannya
berwarna cokelat muda sampai hitam. Habitat hewan ini di laut dangkal dan perairan
tropika.
Persebaran : Perairan tropika, laut seluruh Indonesia
dan Papua New Guinea
Status : Dilindungi, IUCN : sangat
terancam punah, CITES : Apendiks I
4. Chelonia mydas
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Testudinata
Family : Cheloniidae
Genus : Chelonia
Species
: Chelonia mydas
Deskripsi:
Ukuran penyu ini dapat mencapai 250
cm, tetapi ukuran rata-ratanya adalah 100 cm. Perisainya berbentuk hati dengan
tepi rata, jumlah keping kostal empat pasang, berwarna hijau cokelat, dengan
bercak cokelat tua sampai hitam. Keping nukhal berukuran kecil, keping marginal
pertama berhubungan dengan keping vertebral pertama. Keping kostal ukuran
lebarnya hampir dua kali dibandingkan dengan lebar keping vertebral. Keping
marginalnya relatif sempit. Kepalanya mempunyai sepasang sisik prefrontal. Kelopak
mata sebelah atas terdiri dari sisik yang lebar-lebar. Semua sisik kepalanya
mempunyai tepi berwarna putih. Kaki depannya dipenuhi dengan sisik yang relatif
berukuran sama sehingga jari-jarinya tidak terlihat jelas. Urutan keping ventral berdasarkan ukurannya
adalah sebagai berikut abdominal >< femoral > anal > gular > pectoral
> humeral > intergular. Anakannya berwarna hitam dengan bagian ventral berwarna
putih. Individu dewasa nampak berwarna kehijauan ketika di laut.
Persebaran : Perairan tropika, laut seluruh Indonesia
dan Papua New Guinea
Status : Dilindungi, IUCN : terancam
punah, CITES : Apendiks I
5. Lepidochelys olivacea
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Testudinata
Family : Cheloniidae
Genus : Lepidochelys
Species : Lepidochelys
olivacea
Deskripsi:
Spesies
penyu ini memiliki warna abu-abu gelap sampai hitam kusam tanpa bercak-bercak,
bagian ventral berwarana putih, anakannya berwarna hitam dengan bagian ventral
berwarna cokelat, kepala berukuran agak besar, sisik prefrontal berjumlah dua
pasang, keping kostal berjumlah 6 sampai 9 buah, seringkali tidak simetris
dalam jumlah di sebelah kanan dan kiri. Keping nukhal berukuran relatif panjang
dan berhubungan dengan kostal pertama, lebar keping kostal hampir empat kali
lebar keping vertebral di tengah perisai. Keping vertebral berukuran kecil dan
berbentuk persegi, keping marginal lebih sempit dibandingkan dengan keping
vertebral. Urutan keping ventral berdasarkan urutannya adalah anal > femoral
> gular > abdominal > pectoral > humeral > intergular. Keping
inframarginal berjumlah lima pasang, keping axillar labih kecil dibandingkan
keping inframarginal lainnya. Ukurannya dapat mencapai 150 cm.
Persebaran : Perairan tropika, laut seluruh Indonesia
dan Papua New Guinea
Status : Dilindungi, IUCN : terancam
punah, CITES : Apendiks I
6. Ophiophagus hannah
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Elapidae
Genus : Ophiophagus
Species
: Ophiophagus hannah Cantor, 1836
Deskripsi:
Ular
ini dapat mencapai ukuran 3 m, akan tetapi ada juga yang mencapai panjang total
melebihi 5 m. Ular ini merupakan ular
berbisa dengan ukuran terpanjang. Warna tubuhnya bervariasi dengan kombinasi
warna cokelat, kuning, hijau olive dan hitam. Pada beberapa spesies terdapat
pita kuning di bagian ventral. Dagu dan leher berwarna jingga yang
berselang-seling dengan warna hitam. Mata berwarna perunggu dengan pupil yang
bulat terang. Anakan berwarna hitam cokelat dengan banyak pita melintang
berbintik kuning. Habitat hutan dataran tinggi dan seringkali dekat dengan
sungai.
Persebaran : India hingga Cina bagian tenggara,
Filipina dan Kepulauan Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nias dan
Sulawesi).
Status : Melimpah
7. Python reticulatus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Pythonidae
Genus : Python
Species
: Python reticulatus
Deskripsi:
Sisik
rostral lebar,terlihat dari atas dilengkapi dengan organ pit pada masing-masing
sisinya; terdapat sepasang sisik prefrontal yang berukuran besar; sisik
supraokular besar yang terkadang berbelah; sisik frontal besar biasanya
tunggal; terdapat dua sisik preokular dan 3-4 sisik postokular; 12 -14 sisik
labial atas; empat sisik labial atas yang terdepan dilengkapi dengan organ pit;
sisik yang ketujuh dan kedelapan bersinggungan dengan mata; dua atau tiga sisik
anterior dan lima atau enam sisik posterior labial bawah juga dilengkapi oleh
organ pit; sisik bagian tengah tubuh tersusun dari 69-79 baris sisik; sisik
ventral berjumlah 297-330; sisik anal tunggal; sisik subkaudal berjumlah
78-102; warna tubuh bagian dorsal kekuningan atau cokelat dengan pola; terdapat
garis median hitam dari ujung moncong
sampai tengkuk; terdapat garis hitam dari kebelakang mata sampai pangkal mulut;
permukaan bawah berwarna kekuningan dengan titik- titik cokelat kecil atau
berwarna cokelat seluruhnya; panjang ular ini
sekitar 7,25 m tetapi dapat mencapai 9 m.
Persebaran : Simalur; Nias; Pulau Mentawai (Sipora);
Sumatra (Aceh, Pangkalan Brandan, Labuan, Medan, Bralrang, Langkat, Serdang, Jambi,
Kertajaya, Tanjung Laut, Palembang, Batak Highlands, Padang Bedagai, Ringgat,
Indragiri, Dataran Tinggi Padang); Bangka; Riau; Pulau Natuna; Borneo
(Singkawang, Lembah Sebruang, Kuching, Baram, Lundu, Oya, Sungai Rejang, Sandakan,
Sungai Bulangan, Samarinda, Balikpapan, Muara Jawa, Banjarmasin); Jawa (Jakarta,
Depok, Tengger); Sumbawa; Flores; Timor; Celebes (Gorontalo, Minahassa, Manado,
Kema, Sungai Konaweha, Kendari, Makasar);
Buton; Obi; Bajan; Ternate; Halmahera; Ambon; Seram; Banda; Timor Laut, Singapore;
Penang; Semenanjung Malaysia; Nicobar; Burma; Siam; Indo-Cina; Filipina.
Status : melimpah
8. Boiga dendrophila
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Boiga
Species
: Boiga dendrophila
Deskripsi :
Moncong
lebih daripada mata; sisik rostral lebar, terlihat dari atas; sisik internasal
sama panjang atau lebih pendek daripada sisik prefrontal; sisik frontal sama
panjang atau sedikit lebih pendek daripada jarak sisik frontal ke ujung moncong;
sisik loreal sama panjang dengan lebarnya; sisik preokular melebar ke bagian kepala, terpisah dari sisik
frontal; dua sisik post okular; delapan atau sembilan sisik labial atas, yang
ketiga sampai yang kelima bersinggungan dengan mata; empat atau lima sisik
labial bawah bersinggungan dengan perisai dagu anterior; sisik bagian tengah
tubuh tersusun atas 21 atau 23 baris sisik; baris vertebral berukuran lebih
besar dibanding sisik lainnya; sisik ventral berjumlah 209-239 sisik; sisik
anal berbelah; sisik subkaudal 89-110 sisik.
Bagian
dorsal berwarna hitam, dengan pita tranversal berwarna kuning memanjang atau
terputus di bagian punggung; labial berwarna kuning, dengan warna hitam di
bagian tepi. Permukaan ventral berwarna hitam atau kebiruan, seragam atau
bermotif kuning; tenggorokan berwarna kuning. Panjang total mencapai 2,3 meter.
Persebaran : Simalur; Nias; Kepulauan Mentawi;
Sumatra (Aceh, Pangkalan Brandan, Labuan, Medan, Langkat, Serdang, Jambi,
Kertajaya, Tanjung Laut, Palembang, dataran tinggi Batak, Padang Bedagei, Ringgat,
Indragiri, Padang Highlands); Banka; Riau; Kepulauan Natuna;Kalimantan (Singkawang,
Lembah Sebruang, Kuching, Baram, Lundu, Oya, Sungai Rejang, Teluk Sandakan, Sungai
Bulangan, Samarinda, Balikpapan, Muara Jawa, Banjarrmasin); Jawa (Jakarta,
Depok, Tengger); Sumbawa; Flores; Timor; Celebes (Gorontalo, Minahassa, Manado,
Kema, Sungai Konaweha, Kendari, Makasar); Buton; Obi; Bacan; Ternate; Halmahera;
Ambon; Seram; Banda; Timor Laut. Singapura; Penang; Malay Peninsula; Nicobar;
Burma; Siam; Indo-Cina; Philippina.
Status :
9. Ptyas korros
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Ptyas
Species
: Ptyas korros
Deskripsi
;
Mata
sangat lebar. Sisik rostral terlihat dari atas; sisik internasal lebih pendek
daripada sisik prefrontal, sisik frontal sama panjang dengan jarak sisik
frontal ke ujung moncong atau sedikit lebih panjang, sama panjang dengan sisik
parietal; dua atau tiga sisik oreal; sisik preokular lebar, kadang mencapai
sisik frontal; sisik subokular kecil, dua sisik postokular; delapan sisik
labial atas, sisik keempat atau kelima bersinggungan dengan mata; lima sisik
labial bawah berhubungan dengan anterior chin-shield. Sisik halus atau berlunas
di bagian posterior tubuh, sisik bagian tengah tubuh tersusun dalam 15 baris
sisik, sisik ventral berjumlah 160-177; sisik anal berbelah; sisik subkaudal
berjumlah 122-145.
Tubuh
bagian dorsal berwarna cokelat atau olive; sisik di bagian posterior tubuh dan
di bagian ekor berwarna kuning dan dibatasi garis hitam. Permukaan bagian bawah
berwarna kuning. Panjang tubuh 1,08 meter dan panjang ekor 0,7 meter.
Persebaran
: Sumatra; Jawa; Kalimantan; Singapura; Penang; Semenanjung Malaysia;
Peninsula; Siam; Cina Selatan; Yunan; Burma; Assam; Gunung Himalaya.
Status
: melimpah
10. Rhacophorus reinwardtii
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Suborder : Phaneroglossa
Family : Rhacophoridae
Genus : Rhacophorus
Species
: Rhacophorus reinwardtii
Deskripsi :
Dinamakan
sesuai dengan nama C.G.Reindwart, naturalis Belanda, salah seorang pendiri museum
Zoologicum Bogoriense. Katak berukuran kecil sampai sedang, berwarna hijau;
bagian samping, tangan dan kaki berwarna kuning atau oranye. Moncong membulat. Jari
tangan dan jari kaki berselaput sepenuhnya sampai ke piringan, berwarna hitam.
Jari tangan dan jari kaki dengan piringan yang lebar. Sebuah lipatan kulit
terdapat di atas tumit dan anus, dan lipatan serupa di sepanjang lengan. Timpanum
terlihat jelas. Terdapat lipatan kulit di atas timpanum. Kulit halus di bagian
atas; perut dan samping tubuh, bagian bawah kaki berbintil-bintil kecil kasar.
Tubuh bagian dorsal berwarna hijau muda dengan kaki kuning atau oranye. Bagian
ventral berwarna oranye kekuningan. Selaput renang tangan dan kaki berwarna
hitam. Spesimen setengah dewasa berwarna hijau keabu-abuan, dan penuh dengan
titik-titik gelap dan kecil.
Habitat
biasanya terdapat di hutan primer atau sekunder, dan lebih umum pada ketinggian
250-1200 m di atas permukaan laut.
Persebaran : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Semenanjung
Malaysia, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Cina Selatan.
Status :
11. Varanus salvator
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Varanidae
Genus : Varanus
Species
: Varanus salvator
Deskripsi:
Lubang
hidung oval terletak dekat dengan ujung moncong; gigi tajam, pipih; sisik
kepala tidak terlalu besar; sisik temporal yang berukuran paling kecil; sebaris
sisik berjumlah 4-8 di bagian supraokular; sisik nukal kecil, berbentuk oval
dan berlunas; tubuh tertutup dengan sisik kecil berbentuk oval dan berlunas;
sisik ventral berlunas dalam 85-95 barisan transversal; ekor ramping dengan
panjang hampir 1 ¼ kali panjang kepala dan
tubuh, ditutupi dengan sisik berlunas; pada punggungnya terdapat crest
yang pendek; tungkai kuat.
Tubuh
bagian atas berwarna cokelat gelap atau kehitaman dengan titik-titik kuning
barisan transversal; moncong berwarna lebih cerah dengan belang-belang hitam
yang melalui bibir dan dagu; belang hitam di bagian temporal yang dimulai dari
mata ditebalkan dengan goresan kuning yang memanjang di sepanjang sisi leher;
bagian ventral berwarna kuning. Panjang kepala dan tubuh mencapai 1,04 m;
panjang ekor 1,32 m.
Persebaran : Srilanka, India, Kepaulauan Andaman dan
Nicobar, Asia Tenggara, Cina Selatan, Kalimantan, Filipina, Indonesia (dari Sumatra
sampai Flores), Sumba dan Sulawesi
Status :
12. Varanus komodoensis
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Varanidae
Genus : Varanus
Species
: Varanus komodoensis
Deskripsi:
Moncong
lebar, membulat dan pipih; lubang hidung besar, berbentuk oval dan sangat dekat
dengan ujung moncong; gigi tajam; sisik kepala besar, membulat; sisik pada
moncong merupakan sisik yang terbesar dan bentuknya memanjang; sisik temporal
merupakan sisik yang paling kecil; sisik supraokular kecil dan hampir persegi;
leher panjang; sisik nukal berukuran besar dan mengerucut, hampir sama besar
dengan sisik-sisik yang terdapat pada moncong; punggung ditutupi oleh sisik
kecil berlunas; sebuah lipatan kulit terdapat di tiap sisi leher; sisik ventral
berlunas, sedikit lebih kecil daripada sisik bagian dorsal; ekor ramping,
panjangnya hampir sama dengan panjang tubuh; terdapat crest yang pendek di
punggung; tungkai kuat, tetapi ukurannya agak pendek; jari-jari kuat dengan
cakar yang juga kuat; sisik pada tungkai besar-besar, terutama sisik pada
bagian anterior tungkai depan.
Persebaran : Pulau Komodo
Status :
13. Ptyas mucosus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Ptyas
Species
: Ptyas mucosus
Deskripsi:
Mata
sangat besar; sisik rostral terlihat dari atas; sisik internasal lebih pendek
daripada sisik prefrontal; sisik frontal sama panjang dengan jarak sisik
tersebut dari ujung moncong, dan sama panjang atau lebih pendek dari sisik
parietal; biasanya terdapat 3 sisik loreal; sisik preokular besar, tidak
berseinggungan dengan sisik frontal; sebuah sisik subokular kecil; dua sisik
postokular; delapan sisik labial atas, sisik keempat dan kelima bersinggungan
dengan mata; lima sisik labial bawah berhubungan dengan perisai dagu anterior;
sisik tubuh bagian belakang punggung berlunas tersusun dalam 17 baris; sisik
ventral berjumlah 187-213; sisik anal berbelah; sisik subkaudal berjumlah
95-143.
Tubuh
bagian atas berwarna cokelat kekuningan atau cokelat olive, biasanya terdapat
belang-belang hitam transversal pada tubuh bagian belakang dan juga pada ekor;
bibir berwarna kuning dengan tepian berwarna hitam pada tiap sisik labialnya;
tubuh bagian bawah berwarna kuning, sisik ventral tubuh bagian belakang dan
sisik subkaudal terkadang berwarna hitam pada tepi-tepinya.
Persebaran : Iran, Afganistan, Turkmenistan,
Pakistan, India (termasuk Kepulauan Andaman), Srilanka, Bangladesh, Nepal, Asia
Tenggara, Cina Selatan termasuk Hongkong dan Pulau Hainan, Taiwan, Sumatra, Jawa,
Bali
14. Elaphe flavolineata
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Elaphe
Species
: Elaphe flavolineata
Deskripsi:
Sisik
rostral lebar, terlihat dari atas; sisik internasal lebih pendek daripada sisik
prefrontal; sisik frontal sama panjang atau lebih panjang daripada jarak sisik
ini dari ujung moncong; sisik frontal juga lebih pendek daripada sisik
parietal; satu sisik preokular; dua sisik postokular; sembilan sisik labial
atas, sisik keempat sampai keenam bersinggungan dengan mata; lima atau enam
sisik labial bawah berhubungan dengan perisai dagu anterior; sisik bagian
tengah tubuh tersusun atas 19 baris sisik; pada bagian leher tersusun atas 21
baris sisik yang berlunas jelas; sisik ventral berjumlah 193-234 dengan lunas
pada bagian lateral yang membulat; sisik anal tunggal; sisik subkaudal
berjumlah 89-115.
Tubuh
bagian depan berwarna cokelat atau keabu-abuan dengan pita vertebral yang
berwarna kemerahan dan tepian berwarna hitam; cokelat gelap atau hitam pada
tubuh bagian belakang; pada tiap sisi tubuh terdapat sebaris totol-totol hitam
di tubuh bagian depan dan totol-totol tersebut akan memudar/menghilang pada
individu dewasa. Pada kepala terdapat goresan gelap di bawah mata, garis gelap
dari mata ke mulut serta garis lain terdapat pada bagian temporal dan leher.
Tubuh ventral di bagian depan berwarna kuning, bagian belakang berwarna cokelat
atau kehitaman; panjang kepala dan tubuh mencapai 1,4 m dengan ekor sepanjang
0,4 m.
Persebaran : Kepulauan Andaman dan Nicobar, Myanmar,
Thailand Selatan, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra sampai Bali
15. Limnonectes macrodon
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Suborder : Phaneroglossa
Family : Ranidae
Genus : Limnonectes
Species
: Limnonectes macrodon
Deskripsi:
Berasal
dari kata Latin, yang menunjuk pada pertumbuhan tulang menyerupai taring di
depan rahang (pertumbuhan gigi). Katak yang sangat besar dengan kepala besar
terutama pada spesimen jantan. Spesimen dewasa berukuran 100-150 mm. Kulit
halus dengan beberapa bintil kecil di sana-sini. Bagian pelupuk mata terdapat
bintil-bintil. Jari kaki berselaput sampai ujungnya. Moncongnya meruncing. Timpanum
jelas terlihat. Warna dorsal tubuh cokelat kemerahan sampai cokelat kehitaman.
Pada bibir terdapat garis-garis hitam yang lebar. Tungkai depan dengan
bercak-bercak hitam. Bagian ventral tubuh berwarna putih. Pada dagu biasanya
terdapat bercak-bercak hitam. Habitat sepanjang sungai atau sungai-sungai kecil
yang jernih dan juga pada hutan primer di Gunung Halimun.
Persebaran : Jawa, Lampung, Sumatra Selatan
Status :
16. Eutropis multifasciata
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Scincidae
Genus : Eutropis
Species
: Eutropis multifasciata
Deskripsi:
Moncong
pendek, membulat; kelopak mata bagian bawah bersisik; lubang telinga lebar,
bulat, besarnya setengah dari ukuran mata yang sedang terbuka; lubang hidung
terletak di bagian posterior dari sisik nasal; sebuah sisik postnasal; terdapat
sisik supranasal; empat sisik supraokular, sisik kedua merupakan sisik
terbesar; lima atau enam sisik supraciliaris, sisik kedua berukuran kecil;
sisik frontoparietal lebih besar daripada sisik interparietal; sisik parietal
terpisah; terdapat sepasang sisik nukal, berlunas ataupun halus; sisik labial
atas kelima merupakan sisik yang berukuran paling besar dan terletak di bawah
mata; sisik bagian tengah tubuh yang melingkar terdiri dari 30-34 sisik, pada
bagian dorsal terdapat 3 (terkadang 5) lunas, sisik nukhal dan sisik lateral
tubuh halus ataupun berlunas; panjang ekor hampir 1 ½ kali panjang kepala dan
tubuh; tungkai kuat, jemari panjang, ramping dengan lamella yang halus pada
permukaan bawahnya.
Tubuh
bagian atas berwarna cokelat atau olive, seragam atau sisik dengan garis tepi
lateral berwarna kehitaman membentuk garis longitudinal; kadang terdapat belang
berwarna cerah atau kemerahan pada bagian dorsolateral tiap sisi tubuh depan;
bagian ventral berwarna kehijauan; terkadang bagian dada berwarna putih
kebiruan; panjang tubuh dan kepala mencapai 0,13 m dan panjang ekor 0,22 m.
Persebaran : Kepulauan Andaman dan Nicobar, Asia
Tenggara, Cina Selatan termasuk Pulau Hainan, Indonesia dari Sumatra sampai
Papua dan Irian Jaya Barat, Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, Filipina
17. Duttaphrynus melanostictus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Suborder : Phaneroglossa
Family : Bufonidae
Genus : Duttaphrynus
Species
: Duttaphrynus melanostictus
Deskripsi:
Namanya
berasal dari benjolan-benjolan hitam yang tersebar di bagian atas tubuh. Tubuh
gempal, timpanum jelas dan sangat dekat dengan mata. Jari-jari berselaput
renang separuhnya. Alur supraorbital dan alur supratympanik menyambung. Tidak
ada alur parietal. Kelenjar paratiroid sangat besar, berbentuk seperti ginjal
atau elips. Warna tubuh kodok muda umumnya kemerahan, sedangkan kodok dewasa
kecokelatan kusam, kehitaman atau kemerahan, bintil atau bonteng hitam atau
cokelat. Warna ventral tubuh cokelat
pucat atau kekuningan dengan bintil-bintil. Alur kepala biasanya cokelat tua
atau hitam. Dagu umumnya merah pada individu jantan. Habitat spesies ini
berdekatan dengan hunian manusia atau wilayah yang terganggu, tidak pernah
terdapat di hutan hujan tropis.
Persebaran : Cina Selatan, India, Indo-Cina sampai
Bali, Sulawesi dan Irian Jaya diintroduksi.
Status :
18. Crocodylus porosus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Crocodilia
Family : Crocodilidae
Genus : Crocodylus
Species
: Crocodylus porosus
Deskripsi
:
Buaya
ini merupakan buaya terbesar dan dapat mencapai ukuran tujuh meter, tetapi
rata-rata hanya berukuran sekitar tiga sampai lima meter. Ciri khasnya adalah
sisik belakang kepala ( sisik occipital) kecil atau tidak ada, pada moncongnya
antara mata dan hidung terdapat sepasang lunas, panjang moncong sekitar satu
setengah sampai dua kali lebarnya. Giginya berjumlah 17-19 buah, yang keempat,
kedelapan dan kesembilan umumnya jauh lebih besar; empat gigi pertama terpisah
dari gigi-gigi di sebelah belakangnya. Sisik punggung berlunas pendek berjumlah
16-17 baris dari depan ke belakang, biasanya dalam enam baris. Umumnya sisik
berlunas tidak mempunyai tulang yang tebal. Tubuhnya berwarna abu-abu hiaju
tua, atau abu-abu muda dengan bercak
hitam pada individu muda. Pada ekornya terdapat bercak berwarana hitam
membentuk belang yang utuh.
Habitat
: Biasanya di daerah muara
sungai dan terkadang di jumpai di laut lepas
Reproduksi : Telurnya berukuran agak kecil, sekitar
80-90 x 50-55 mm, ditelurkan dalam jumlah 40-110 butir pada sarang yang dibuat
dan dijaga oleh induk betinanya.
Status : Belum dilindungi; CITES Apendiks
II
Penyebaran
: Seluruh perairan Indonesia.
19. Gonyosoma oxycephala
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Gonyosoma
Species
: Gonyosoma oxycephala
Deskripsi :
Ular besar dengan moncong yang agak
panjang, rostral lebar dan dapat dilihat dari atas ; sisik internasal lebih
pendek dari sisik prefrontal; sisik frontal sama panjang dengan jarak rostral
sampai ujung moncong, dan lebih pendek dari sisik parietal; sisik loreal
panjang; sisik preokular besar dan berhubungan dengan frontal,; terdapat dua
sisik postokular; sisik labial atas berjumlah sembilan sampai sebelas; sisik
kelima dan keenam atau sisik keenam dan ketujuh masuk ke mata; enam sisik
labial bawah bersinggungan dengan perisai dagu; tubuh ramping; sisik tubuh
bagian tengah berjumlah 23-27 baris halus atau berlunas; sisim bagian ventral
berjumlah 233-263; sisik anal terbelah dan jumlah sisik subkaudal 122-157. Berwarna hijau terang atau kusam, dengan ekor
berwarna merah karat, cokelat kemerahan atau abu-abu. Bagian samping bawah
berwarna hijau yang lebih muda atau kekuningan. Ada garis berwarna gelap dari
hidung lewat matanya, menandai batas antara bagian atas kepala yang berwarna
hijau dengan bagian bibir yang berwarna hijau lebih muda. Ular muda umumnya
berwarna lebih gelap. Panjang total rata-rata adalah 1,6 meter dan panjang
maksimal adalah 2,4 meter, tidak berbahaya.
Habitat
: daerah perkebunan yang bercurah hujan tinggi di ketinggian 100
sampai 1400 dari permukaan laut, terdapat pula di hutan hujan, hutan Montana,
hutan bakau dan rawa-rawa.
Reproduksi
: Betina bertelur 2-12 butir
berukuran sekitar 64 x 26 mm, panjang total anak ular yang baru menetas sekitar
400-550 mm
Penyebaran
: Nias, Sumatra , Riau, Indrapura,
Palembang, Medan, Bangka, Borneo, Singkawang, Pontianak, Banjarmasin, Jawa,
Lombok.
Status :
20. Homalopsis buccata
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Homalopsis
Species
: Homalopsis buccata
Deskripsi :
Ular ini memiliki ciri sisik
internasal lebih kecil dari sisik prefrontal; sisik frontal dapat terpecah
menjadi perisai-perisai yang kecil, sedikit lebih lebar atau terkadang lebih
sempit daripada sisik supraokular; sisik parietal pendek ; terdapat sisik
loreal, terkadang terbelah; terdapat satu atau
dua preokular dan dua postokular; sisik temporal kecil; 10-11 sisik
bibir atas, sisik kelima atau keenam masuk ke bagian mata atau menyempit ke
bagian tersebut; dua atau tiga pasang perisai dagu, bersinggungan dengan sisik
bibir anterior bagian bawah. Sisik tubuh berjumlah 37-47 baris; sisik bagian
ventral berjumlah 158-176; sisik anal terbelah; sisik subkaudal berjumlah
70-106.
Tubuh bagian atas berwarna cokelat
kehitaman, ada sedikit bagian berwarna cokelat pucat dengan tepian berwarna
hitam yang membentuk pita transversal, pada individu muda berwara kuning;
kepala berwarna pucat dengan bentuk huruf V berwarna gelap pada bagian moncong,
dan bentuk V terbalik pada bagian tengkuk, dan garis berwarna gelap pada tiap
sisi kepala melewati mata dan melebar di bagian sebelum mata. Tubuh bagian
bawah berwarna putih atau kekuningan, dengan totol-totol berwarna cokelat gelap
di tiap sisinya; ekor dengan bercak cokelat. Panjang keseluruhan dari kepala
sampai badan sekitar 820 mm; dengan ekor 230 mm. Makanan dari ular ini biasanya
ikan dan katak
Habitat : Sumatra, Pulau Bangka,
Riau, Borneo, Jawa.
Status :
21. Bronchocela cristatella
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Agamidae
Genus : Bronchocela
Species
: Bronchocela cristatella
Deskripsi :
Sisik
kepala bagian atas kecil, berlunas, sedikit melebar di bagian supraokular; dua
atau tiga sisik memipih di belakang tepi suprasiliar; timpanum lebar, setengah
atau lebih dari diameter mata. Sembilan sisik labial atas dan bawah. Kantong
gular berukuran kecil dengan sisik berlunas; tidak ada lipatan di bagian
pundak. Nukhal crest berdiri tegak seperti duri, yang paling panjang berukuran
kurang dari diameter mata; badan ramping, dtutupi dengan sisik kecil yang
berlunas, sisik yang melingkar di bagian tengah tubuh berjumlah 57-120; Dorsal
crest mengalami sedikit peninggian. Sisik bagian ventral paling besar, lunas
tampak jelas. Ekor panjang dan pipih. Spesies ini memiliki tungkai yang panjang
di mana panjang tungkai belakang dapat mencapai mata; jari-jari panjang, jari
ketiga dan jari keempat memiliki panjang yang hampir sama, jari kelima tungkai
belakang lebih pendek daripada jari ketiganya.
Tubuh
bagian dorsal berwarna hijau seragam atau dengan bercak merah atau cokelat,
ketika berubah warna akan menjadi kekuningan, cokelat keabu-abuan atau hitam.
Pada individu jantan akan muncul warna emas dan merah di bibir, pipi dan leher
bagian ventral saat musim kawin. Panjang kepala dan tubuh sekitar 130 mm dengan
ekor 440 mm.
Persebaran: Asia
Tenggara, Malaysia Barat, Sumatra, Klimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, New
Guinea, Filipina
Status:
22. Bronchocela jubata
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Agamidae
Genus : Bronchocela
Species
: Bronchocela jubata
Deskripsi:
Sisik
kepala bagian atas berukuran agak besar, berlunas dan ukurannya hampir sama;
terdapat dua atau tiga sisik yang terdesak di belakang sisik supraciliaris; timpanum
berukuran besar, setengah atau lebih dari setengah diameter mata. Sembilan atau
sepuluh sisik labial atas dan delapan atau sembilan sisik labial bawah; sebaris
sisik yang agak melebar terdapat pada tiap sisi dagu dan sejajar dengan sisik
labial. Kantung gular dengan sisikbesar yang berlunas; tidak terdapat lipatan
di bagian depan bahu. Nukhal crest besar, duri-durinya mengarah ke belakang,
yang paling panjang hampir sama dengan diameter mata; terdapat beberapa baris
duri yang lebih pendek di bagian dasar. Tubuh sangat ramping, ditutupi dengan
sisik besar dan berlunas yang melingkari tubuh dengan jumlah 43-53 sisik;
dorsal crest kurang berkembang jika dibandingkan dengan nukhal crest, arah
pertumbuhannya ke belakang. Sisik ventral merupakan sisik-sisik terbesar dan
berlunas. Ekor sangat panjang, bulat dan sedikit ramping di bagian atasnya
dengan sedikit peninggian. Tungkai panjang, tungkai belakang panjangnya hampir
mencapai lubang hidung; jari-jari panjang, jari ketiga dan keempat sama
panjang, jari kelima tungkai belakang jauh lebih pendek dari jari ketiga. Warna
tubuh bagian atas hijau dengan bercak atau pita berwarna kuning atau merah.
Panjang kepala dan tubuh mencapai 130 mm dengan ekor 440 mm.
Persebaran:
Kepulauan Nicobar, Jawa, Bali, Sulawesi, Kepulauan Karakelang, dan Kepulauan
Salibabu
Status:
23. Gekko gecko
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Gekkonidae
Genus : Gekko
Species
: Gekko gecko
Deskripsi:
Kepala
berukuran besar; lebar kepala hampir sama dengan jarak antara ujung moncong dengan
mata, dan jarak dari mata hingga ke lubang telinga; moncong berbentuk segitiga
dan tumpul; dahi cekung; lubang telinga sempit, miring, diameter vertikalnya
kurang dari setengah diameter mata. Kepala ditutupi dengan sisik polygonal
kecil dan cembung. Sisik rostral lebar; lubang hidung dibatasi dengan lima atau
enam sisik nasal. Sisik labial atas berjumlah 12-15 sisik, sedangkan sisik
labial bawah berjumlah 10-13 sisik; sisik mental memiliki bentuk yang
bervariasi; terdapat empat atau lima pasang perisai dagu dengan ukuran lebih
kecil dari sisik labial, pasangan yang terletak pada bagian dalam umumnya tidak
lebih panjang daripada sisik mental dan membentuk suatu sambungan. Punggung
ditutupi dengan butiran datar berukuran kecil. Sisik ventral berukuran besar.
Ekor sedikit memipih, meruncing dan ditutupi dengan sisik segiempat tanpa
lunas, pada bagian ventral berukuran lebih besar; tiap cincin sisik penyusun
ekor terdiri dari 5-6 baris sisik atas dan 3 sisik bawah. Ukuran tungkai
sedang; jari-jari bebas, membesar dengan lamella tak berbelah.
Tubuh
bagian dorsal berwarna abu-abu dengan bercak-bercak merah; pada ekor terdapat
pita dengan warna yang lebih gelap. Tubuh bagian bawah berwarna keputihan,
terkadang agak bersemu keabu-abuan. Panjang kepala dan tubuh dapat mencapai 171
mm dengan ekor 150 mm.
Persebaran : India, Bangladesh, Asia Tenggara, Cina
Selatan, Kalimantan, Filipina, Indonesia dari Sumatra ke Kepulauan Aru termasuk
Sulawesi. Ada populasi yang terbawa dan kini terdapat di Florida, Amerika
Serikat dan Martinik (Hindia barat Perancis)
Status :
24. Tiliqua gigas
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Scincidae
Genus : Tiliqua
Species
: Tiliqua gigas
Deskripsi:
Kelopak
mata mencolok, bersisik; lubang telinga hampir sama besar dengan mata yang
terbuka. Lubang hidung terdapat pada sisik nasal; tidak terdapat sisik
supranasal; sisik frontonasal bersinggungan dengan sisik rostral; sisik
prefrontal membentuk retakan/sambungan; sisik frontal memanjang, panjangnya
hampir sama dengan sisik parietal, sisik ini berhubungan dengan dua sisik supraokular
bagian anterior; terdapat empat sisik supraokular, sisik kedua merupakan sisik
yang paling besar; 6-7 sisik supraciliaris; sisik frontoparietal mencolok;
sisik interparietal sama besar atau lebih sempit dari sisik parietal; biasanya
terdapat 3 sisik temporal anterior dengan ukuran yang lebih besar dari sisik
temporal lainnya; sisik parietal terpisah. Tubuh gempal, dengan 28-32 sisik
yang melingkari bagian tengah tubuhnya, sisik dorsal biasanya berlunas. Ekor
hampir sama panjang dengan tubuh; sisik pada ekor bagian atas berlunas. Tungkai
pendek, tungkai depan sedikit lebih panjang dibandingkan dengan kepala;
jari-jari pendek, bulat dengan lamella tak berbelah di bagian ventralnya.
Tubuh
bagian atas berwarna cokelat terang dengan 8-10 pita melintang berwarna cokelat
gelap; tubuh bagian samping dan tungkai berwarna cokelat gelap, dengan bercak
berwarna kuning; perisai kepala pada bagian tepinya berwarna cokelat; garis
median berwarna cokelat gelap terdapat pada bagian belakang leher; ekor
belang-belang. Tubuh bagian ventral berwarna cokelat dan kuning. Panjang kepala
dan tubuh mencapai 312 mm sedangkan panjang ekor sekitar 245 mm.
Persebaran : Sumatra, Jawa, Ambon, Seram, Ternate, Halmahera, Kepulauan
Kei , Kepulauan Aru, New Guinea,
Kepulauan Ferguson
Status :
25. Xenochropis piscator
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Xenochropis
Species
: Xenochropis piscator
Deskripsi:
Diameter
mata lebih pendek jika dibandingkan dengan jarak mata dan lubang hidung; sisik
rostral terlihat dari atas; sisik internasal agak menyempit di bagian depan,
hampir sama panjang dengan sisik prefrontal; sisik frontal sama panjang atau
lebih pendek dari sisik parietal; sisik loreal hampir persegi; terdapat satu
sisik preokular dan tiga (terkadang 4) sisik postokular; terdapat sembilan sisik
labial atas, sisik keempat atau sisik keempat dan kelima bersinggungan dengan
mata; lima sisik labial bawah bersinggungan dengan perisai dagu anterior. Sisik
tubuh berlunas, tersusun atas 19 (jarang 17) baris sisik pada bagian tengah
tubuh; sisik ventral berjumlah 125-150 sisik; sisik anal berbelah; sisik
subkaudal berjumlah 65-90 sisik.
Tubuh
bagian atas berwarna kekuningan atau cokelat kehijauan, biasanya dilengkapi
dengan totol-totol hitam dalam 5 baris atau dengan 4 garis di bagian belakang
leher dan 5 garis pada tubuh; terkadang terdapat warna merah pada masing-masing
sisi tubuh; terdapat goresan berwarna hitam di bawah dan di belakang mata;
kadang terdapat dua bercak kuning dengan tepian berwarna hitam pada sisik
parietal. Tubuh bagian bawah berwarna keputihan atau kuning dengan tepian
berwarna hitam. Panjang tubuh dan kepala mencapai 900 mm dengan ekor sekitar
300 mm.
Persebaran : Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Semenanjung Malaysia, Penang, Singapura, Kepulauan Andaman, Birma, India, Cina
Selatan, Siam
Status :
26. Enhydris hardwickei
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Elapidae
Genus : Enhydris
Species
: Enhydris hardwickei
Deskripsi:
Sisik rostral hampir persegi; sisik
prefrontal bersinggungan dengan sisik labial atas kedua; sisik frontal dan
sisik parietal besar; sisik nasal bersinggungan dengan dua sisik labial atas
bagian anterior, kadang terdapat sisik loreal; terdapat satu sisik preokular
dan 1-3 sisik postokular; tujuh atau delapan sisik labial atas, biasanya sisik
ketiga dan keempat bersinggungan dengan mata; perisai dagu berukuran kecil atau
tidak ada. Sisik tubuh dengan tuberkel tersusun dalam 34-37 baris pada bagian
tengah tubuh; sisik ventral berukuran kecil dengan jumlah 130-200 sisik.
Tubuh berwarna olive atau
kekuningan, dengan pita transversal atau cincin berwarna hitam. Panjang kepala
dan tubuh mencapai 670 mm dengan panjang ekor sekitar 80 mm.
Persebaran : Jawa, Kalimantan, Sumba, Sulawesi,
Maluku, New Guinea, Semenanjung Malaysia, Siam, Singapura, Teluk Bengal, Laut
Cina, Filipina
Status :
27. Bungarus fasciatus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Elapidae
Genus : Bungarus
Species
: Bungarus fasciatus
Deskripsi:
Sisik
rostral lebar, terlihat dari atas; sisik internasal lebih pendek dibandingkan
sisik prefrontal; sisik frontal sama atau lebih panjang dibandingkan dengan
jarak sisik tersebut dari ujung moncong, dan sama panjang atau lebih pendek
dari sisik parietal; terdapat satu sisik preokular dan dua sisik postokular;
sisik labial atas berjumlah 7 buah di mana sisik ketiga dan sisik keempat
bersinggungan dengan mata; tiga sisik labial bawah bersentuhan dengan perisai
dagu anterior. Sebuah lunas tumpul terdapat di sepanjang punggung dan ekor.
Sisik tersusun dalam 15 baris, sisik vertebral berukuran lebih besar; sisik
ventral berjumlah 200-234 sisik; sisik anal tunggal; sisik subkaudal tunggal
dengan jumlah 23-29 sisik.
Tubuh
bagian atas berwarna kuning dengan cincin-cincin hitam yang lebar; sebuah pita
hitam terdapat pada bagian kepala dan belakang leher, bermula di antara mata
dan meluas di belakang; moncong berwarna cokelat. Tubuh bagian bawah berwarna
kuning dengan belang-belang hitam. Panjang tubuh dan kepala sekitar 1320 mm
dengan ekor 130 mm.
Persebaran : Sumatra, Jawa, Kalimantan, Penang,
Semenanjung Malaya, Siam, Burma, Assam, Bengal, India Selatan, Cina Selatan dan
Indo Cina.
Status :
28. Bungarus candidus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Elapidae
Genus : Bungarus
Species
: Bungarus candidus
Deskripsi:
Sisik
rostral lebar, terlihat dari atas; sisik internasal lebih pendek daripada sisik
prefrontal; sisik frontal sama panjang dengan jarak sisik tersebut dari ujung
moncong, dan lebih pendek dibandingkan sisik parietal; terdapat satu sisik
preokular dan dua sisik postokular; sisik labial atas berjumlah 7 di mana sisik
ketiga dan keempat bersinggungan dengan mata; tiga (empat) sisik labial bawah
bersinggungan dengan perisai dagu anterior. Sisik tubuh tersusun dalam 15 (17)
baris, sisik vertebral berukuran lebih besar; sisik ventral berjumlah 194-237
sisik; sisik anal tunggal; sisik subkaudal tunggal dengan jumlah 37-56 sisik.
Belang-belang
cokelat gelap dan kuning, 27-34 (42-60) belang berwarna gelap pada tubuh dan
ekor, belang pertama merupakan terusan dari warna gelap yang terdapat pada
kepala; warna kuning di antara belang-belang gelap tersebut kadang dilengkapi
dengan bercak-bercak hitam; atau tubuh bagian atas berwarna cokelat gelap atau
kebiruan dengan goresan transversal berwarna putih yang sempit. Tubuh bagian
bawah berwarna putih. Panjang kepala dan tubuh mencapai 920 mm dengan ekor
sepanjang 160 mm.
Persebaran : Thailand, Kamboja, Vietnam, Semenanjung
Malaysia, Sumatra, Jawa, Bali, Maluku, Penang, Sulawesi, Siam, Indi Cina,
Burma, India
Status :
29. Naja sputatrix
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Elapidae
Genus : Naja
Species
: Naja sputatrix
Deskripsi:
Sisik
rostral lebar, terliha dari atas; sisik internasal sama panjang atau lebih
pendek dari sisik prefrontal, dan bersinggungan dengan sisik preokular; sisik
frontal sama atau lebih panjang dari jaraknya dengan sisik rostral; terdapat
satu sisik preokular dan tiga (dua) sisik postokular; terdapat 7 sisik labial
atas, sisik ketiga dan keempat bersinggungan dengan mata, sisik ketujuh
merupakan yang terbesar; tiga atau empat sisik labial bawah bersentuhan dengan
perisai dagu anterior. Leher dapat memipih. Sisik tubuh tersusun dari 19-21
baris, 25 sisik pada bagian leher; sisik ventral berjumlah 163-207; sisik anal
tunggal; sisik subkaudal berjumlah 42-75 sisik.
Tubuh
berwarna hitam atau cokelat gelap. Tubuh bagian bawah berwarna cokelat atau
kekuningan dengan satu atau lebih pita transversal berwarna gelap di tubuh bagian
depan. Panjang kepala dan tubuh mencapai 1320 mm sedangkan panjang ekor
mencapai 230 mm.
Persebaran:
Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Komodo dan Alor
Status:
30. Elaphe radiata
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Elaphe
Species
: Elaphe radiata
Deskripsi:
Sisik
rostral lebar, terlihat dari atas; sisik internasal lebih pendek dibandingkan
sisik prefrontal; sisik frontal sama panjang atau lebih pendek dibandingkan
jarak sisik tersebut dari ujung moncong, sisik ini juga lebih pendek dari sisik
parietal; sisik loreal memanjang; sisik preokular berukuran besar; terdapat dua
sisik postokular; sisik labial atas berjumah 8 atau 9, di mana sisik ketiga
hingga sisik kelima bersinggungan dengan mata; empat atau lima sisik labial
bawah bersinggungan dengan perisai dagu anterior. Sisik bagian tengah tubuh
tersusun atas 19 baris sedangkan pada leher tersusun atas 21 baris, berlunas
pada tubuh bagian belakang; sisik ventral berjumlah 224-245 sisik dengan lunas
lateral yang tumpul; sisik anal tunggal; sisik subkaudal berjumlah 85-100
sisik.
Tubuh
bagian atas berwarna cokelat kekuningan dengan satu atau dua garis hitam pada
tiap sisi punggung bagian depan, garis yang terletak di bawah terkadang kurang
jelas/memudar; pada kepala terdapat garis hitam yang melewati bagian occipital;
terdapat tiga garis yang menyebar dari mata. Tubuh bagian bawah berwarna kuning
seragam ataupun dengan bercak berwarna olive. Panjang tubuh dan kepala mencapai
1280 mm dengan ekor sepanjang 330 mm.
Persebaran : India, Nepal, Bangladesh, Cina Selatan,
Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatra, Jawa, Bali
Status:
31. Amyda cartilaginea
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Testudinata
Family : Tryonichidae
Genus : Amyda
Species
: Amyda cartilaginea
Deskripsi:
Cangkang
memiliki lebar yang hampir sama dengan panjangnya atau sedikit lebih panjang;
terdapat sebuah sisik neural di antara pasangan sisik kostal pertama; sisik
kostal berjumlah 8 pasang, sisik terakhir membentuk sambungan; cangkang kasar.
Pada spesimen muda dijumpai tonjolan longitudinal yang terbentuk dari tuberkel
kecil pada kulit bagian dorsal. Kepala berukuran sedang; moncong lebih panjang
daripada diameter mata; lengkungan postorbital sangat sempit, sekitar 1/3
hingga ¼ dari diameter mata; ekor sangat pendek; pada tungkai terdapat 3 cakar.
Tubuh
bagian atas berwarna cokelat olive; pada kepala dan dagu terdapat bercak-bercak
kuning, bercak terbesar terletak di bawah pelipis. Spesimen muda dihiasi dengan
bercak-bercak cerah di bagian atas. Ukuran cangkang sekitar 720 mm.
Persebaran : Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatra,
Jawa, Bali, Lombok
Status:
32. Trachemys scripta
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Testudinata
Family : Geoemydidae
Genus : Trachemys
Species
: Trachemys scripta
Deskripsi:
Kura-kura
telinga merah adalah hewan introduksi dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan.
Jenis ini mudah dikenal dengan adanya bercak merah besar di belakang mata.
Warna perisai punggung hijau kekuningan dengan garis hijau tua dan kuning.
Perisai perut mempunyai garis-garis melingkar dan bercak berwarna hijau. Keping
vertebralnya sangat lebar, lebih lebar dibanding keping kostal. Lebar keping
vertebral adalah 2 > 3 > 4 > 5 > 1. Urutan panjang keping vertebral
2 = 3 = 4 > 5 > 1. Urutan panjang hubungan antar keping perisai perut
adalah gular > humeral > anal > abdominal > pectoral > femoral.
Hewan betina mempunyai perisai yang jauh lebih tinggi dibanding dengan individu
jantan. Ukuran tubuh sedang (panjang maksimal karapaks 30 cm). leher dihiasi dengan
garis-garis hijau tua. Keping vertebral mempunyai garis yang memanjang dari
depan ke belakang, sedangkan keping kostal mempunyai garis-garis melingkar dari
luar ke bagian tengah dan kembali ke arah luar. Keping marginal mempunyai garis
melingkar dari keping ke keping sebelahnya dan ditengah setiap kepingnya
terdapat satu garis kuning pembatas. Hidup di air yang menggenang atau yang
berarus sedang.
Persebaran : Jawa, Sumatra, Kalimantan Barat,
Sulawesi, Sorong, Irian Jaya
Status : tidak dilindungi (hewan introduksi)
33. Phrynoidis aspera
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Bufonidae
Genus : Phrynoidis
Species : Phrynoidis
aspera
Deskripsi :
Namanya
berasal dari tekstur kulit yang sangat kasar. Tubuh besar dan kuat, alur
supraorbital dihubungkan dengan kelenjar paratoid oleh alur supratimpanik.
Kelenjar paratoid berbentuk lonjong. Tangan dan kaki dapat berputar. Jari
tangan tidak berselaput. Jari kaki berselaput renang sampai ke ujung. Timpanum jelas
walau berukuran kecil. Jantan dewasa berukuran 70-100 mm, betina dewasa 95-120
mm. Kulit sangat kasar atau berbenjol, diliputi oleh bintil-bintil berduri atau
benjolan. Tubuh bagian dorsal berwarna cokelat tua yang kusam, keabu-abuan atau
kehitam-hitaman. Tubuh bagian bawah berwarna puih keabuan atau cokelat
kekuningan dan terdapat titik hitam. Biasanya terdapat bercak hitam di bagian
dagu, dada dan bagian bawah kaki.
Biasanya
terdapat di sepanjang alur tepi sungai dan sungai kecil di hutan primer dan
sekunder.
Persebaran : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi
(introduksi), Semenanjung Malaysia, Thailand, Myanmar.
34. Limnonectes kuhlii
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Ranidae
Genus : Limnonectes
Species : Limnonectes
kuhlii
Deskripsi :
Dinamakan
sesuai dengan nama seorang naturalis Belanda, Heinrich Kuhl. Katak yang tambun
dengan kepala yang lebar, cincin telinga tidak jelas, pelipis berotot, terutama
pada yang jantan. Jari tangan tidak berselaput dan ujungnya membulat. Jari kaki
seluruhnya berselaput renang sampai ke ujung kaki. Kaki sangat pendek dan
berotot. Jantan dewasa sampai 80 mm, betina dewasa sampai 70 mm. Kulit bagian
dorsal sangat berkerut, tertutup rapat oleh bintil-bintil berbentuk bintang
yang tersebar di seluruh permukaan tubuh, lipatan supratimpanik sangat jelas.
Kulit bagian ventral halus. Tibia biasanya ditutupi bintil-bintil; di bawah
sekitar kloaka juga tertutup bintil-bintil. Kulit bagian dorsal berwarna olive
kehitaman, cokelat kekuningan, cokelat seluruhnya dengan bercak hitam. Sisi
ventral berwarna cokelat pucat dengan pola gelap di sisi tubuh dan tenggorokan.
Jenis
ini selalu terkait dengan perairan yang perairan yang mengalir perlahan atau
tenang, pinggiran perairan dangkal, dan kadang dijumpai dalam lubang kepiting.
Persebaran : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Semenanjung Malaysia, indo Cina, India.
35. Limnonectes microdiscus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Ranidae
Genus : Limnonectes
Species : Limnonectes
microdiscus
Deskripsi :
Diambil
dari bahasa Latin yang menunjukkan piringan jari kaki yang kecil. Tubuh
ramping. Jenis kecil dengan tanda V terbalik yang jelas pada bahu. Proses
pertumbuhan geligi yang tidak terjadi pada spesimen jantan. Anggota tubuh
cenderung panjang dan ramping. Betina dapat mencapai dua kali lebih panjang
dari jantan. Jari kaki berselaput pada pangkalnya, dengan dua ruas jari tidak
berselaput. Ujung jari tangan dan kaki sedikit membengkak. Timpanum terlihat
jelas. Kulit bagian dorsal halus dengan tanda V terbalik diantara bahunya.
Bagian dorsal berwarna cokelat kemerahan, cokelat olive atau kehijauan, kadang
dengan titik-titik gelap. Tungkai atas biasanya dengan garis gelap melintang.
Bagian ventral berwarna kekuningan, kadang dengan bercak cokelat. Jantan dewasa
berukuran 38-40 mm, betina dewasa 44-51 mm.
Habitat
terbatas di daerah hutan dari dataran rendah sampai ketinggian 1400 m di atas
permukaan laut, biasanya dijumpai di kolam sementara atau perairan yang tenang.
Persebaran : Jawa, Sumatra Selatan
36. Polypedates leucomystax
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Rhacophoridae
Genus : Polypedates
Species : Polypedates
leucomystax
Deskripsi :
Dinamakan
demikian karena adanya bercak putih yang misterius. Katak pohon berukuran
sedang, berwarna cokelat kekuningan, satuu warna atau dengan bintik hitam atau
dengan enam garis yang jelas memanjang dari kepala sampai ujung tubuh. Tungkai
panjang dan ramping. Jari tangan dan jari kaki melebar dengan ujung rata. Kulit
kepala menyatu dengan tengkorak. Jari tangan setengahnya berselaput, jari kaki
hampir sepenuhnya berselaput. Terdapat lipatan kulit horizontal mulai dari atas
timpanum sampai belakang tangan. Kulit seluruhnya halus tanpa indikasi adanya
bintil-bintil atau lipatan. Bagian bawah berbintil granular yang jelas. Warna
tubuh bagian dorsal dapat berubah dari cokelat terang ke abu-abu gelap. Bagian
dorsal biasanya dengan empat sampai enam garis gelap membentang dari kepala
sampai selangkang yang kadang terputus, cokelat keabu-abuan gelap atau
kekuningan dengan bercak yang lebih gelap tersebar di seluruh bagian tubuh.
Tungkai dengan garis melintang gelap. Sisi bagian ventral keputihan. Jantan
dewasa berukuran 50 mm, betina dewasa sampai 80 mm.
Sering
ditemukan di antara tumbuhan atau di sekitar rawa dan bekas tebangan hutan
sekunder, di dataran rendah sering dijumpai di sekitar hunian manusia, kolam
ikan atau kolam permanen.
Persebaran : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Thailand, Vietnam,
Laos, Kamboja, Myanmar, Nicobar, India, Cina Selatan
37. Hydrophylax chalconotus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Ranidae
Genus : Hydrophylax
Species : Hydrophylax
chalconotus
Deskripsi :
Berasal
dari kata Yunani yang berarti banyak bersuara (bawel). Katak berukuran kecil
dan sedang, dengan timpanum cokelat tua. Moncong runcing berbentuk segitiga.
Kaki panjang daan ramping, berselaput sepenuhnya sampai ke ujung jari.
Jari-jari kaki dan tangan dengan ujung yang melebar dan jelas. Kulit bagian
dorsal kasar dan berkelenjar. Jantan selalu ditutupi oleh bintil-bintil kecil.
Warna kulit bagian dorsal abu-abu kehijauan kotor sampai cokelat kekuningan, cokelat
terang atau cokelat dan kadang dengan beberapa bercak gelap. Daerah dagu
biasanya tertutup oleh garis-garis memanjang yang bentuknya jelek. Garis-garis
ini sering putus menjadi bercak-bercak. Bibir atas berwarna putih, mulai dari
bawah mata sampai sepanjang mulut. Sisi ventral berwarna keputihan, tungkai
berwarna kemerahan.
Jenis
ini kadang mengunjungi habitat manusia, terdapat mulai dari dataran rendah
sampai ketinggian di atas 1200 m di atas permukaan laut.
Persebaran : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Bali, Semenanjung Malaysia, Thailand, Nicobar
38. Microhyla achatina
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Microhylidae
Genus : Microhyla
Species : Microhyla
achatina
Deskripsi :
Dinamakan
demikian mungkin berasal dari agat, batu berharga berwarna cokelat dengan
garis-garis putih untuk menunjuk pada warna punggungnya. Katak kecil dengan
kepala dan mulut sempit, dan mata sempit. Sepasang garis gelap terdapat di punggung.
Jari-jari kaki berselaput renang pada dasarnya. Piringan pada jari tangan
sangat kecil, lebih besar pada jari kaki. Jantan dewasa berukuran sekitar 20
mm, betina dewasa sekitar 25 mm. Kulit halus tanpa bintil-bintil. Tubuh bagian
dorsal berwarna cokelat kekuningan dengan garis-garis kehitaman, atau
keabu-abuan, sisi bagian kepala dan badan cokelat gelap atau hitam,
kadang-kadang ada garis vertebral terang yang tipis. Tungkai biasanya dengan
banyak atau sedikit garis melintang gelap yang jelas. Ventral berwarna
keputihan, pada tenggorokan biasanya terdapat bercak gelap. Habitat di hutan
primer dan sekunder, kadang dijumpai di dekat hunian manusia.
Persebaran : endemik Jawa
39. Philautus aurifasciatus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Rhacophoridae
Genus : Philautus
Species : Philautus
aurifasciatus
Deskripsi :
Berasal
dari kata Latin, yang berarti mendesain garis-garis keemasan sepanjang tubuh.
Katak berukuran kecil, spesimen muda tampak kekar, tetapi dewasanya sangat
lembut. Kepala biasanya besar, moncongnya pendek dan mancung. Jari tangan dan
kaki lebar dengan piringan datar, jari kaki setengahnya berselaput, jari tangan
hanya berselaput pada dasar kaki. Timpanum tertutup oleh kulit, sebuah lipatan
supratimpanik mulai dari mata sampai bagain axilla. Jantan dewasa berukuran
15-25 mm, betina dewasa 25-33 mm. Kulit halus dengan beberapa bintil, permukaan
perut tertutup oleh bintil-bintil granuler. Warna tubuh bagain dorsal kehijuan,
kecokelatan, kekuningan atau kadang-kadang ungu kehitaman, kadang-kadang
punggung kehitaman dan berkerut di tengah, membentuk jam pasir. Biasanya
terdapat garis-garis berbentuk H atau X yang lebih gelap pada bagian punggung dengan
pinggiran kuning. Sisi ventral berwarna kekuningan, keabu-abuan atau kecokltan.
Tungkai atas biasanya dengan garis
melintang gelap.
Spesimen
muda biasanya tersembunyi dalam semak-semak, yang dewasa lebih sering terdapat
di atas batang pohon tidak jauh dari tempat air. Hanya dijumpai di hutan
dataran tinggi, dekat sungai atau kolam.
Persebaran : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Semenanjung
Malaysia, Kamboja
40. Huia masonii
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Ranidae
Genus : Huia
Species : Huia
masonii
Deskripsi :
Dinamakan
menurut nama Mason, seorang naturalis Inggris. Katak berukuran sedang, timpanum
relatif kecil dan terlihat jelas, kaki sangat ramping dan sangat panjang
dibandingkan dengan kaki katak-katak lain. Moncong panjang, membulat dan agak
lancip. Jari tangan dan jari kaki dengan piringan yang sangat lebar, terdapat
lekuk sirkum marginal. Jari kaki sepenuhnya berselaput. Jantan sekitar 30 mm,
betina sampai 50 mm. Kulit halus dengan beberapa bintil, lipatan dorsolateral
sempit dan tidak jelas. Sisi ventral halus. Dorsum berwarna cokelat dengan
bintik marmer hitam yang jelas, beberapa berwarna seragam cokelat tua, sisi
kepala hitam dengan garis melingkar gelap mulai dari di bawah dekat mata sampai
di bawah timpanum. Tungkai dengan garis melintang gelap. Sisi ventral berwarna
keputihan dengan pola cokelat tidak jelas pada dada dan tenggorokan.
Habitat
selalu terkait dengan sungai yang berarus deras, tersebar dari hutan primer
atau hutan sekunder di sepanjang sungai beraliran deras.
Persebaran : Jawa
41. Leptobrachium hasseltii
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Amphibia
Order : Anura
Family : Megophryidae
Genus : Leptobrachium
Species : Leptobrachium
hasseltii
Deskripsi :
Dinamakan
menurut nama Johann Coenraad van Haseselt, pakar pengetahuan alam Belanda.
Katak dengan kepala besar, lebih besar dari tubuh dan bulat. Mata cenderung
besar dan melotot. Jari tangan dan jari kaki berselaput pada dasarnya. Ujung
jari bulat, ibu jari berselaput pada dasarnya. Terdapat kelenjar axilla di
bawah dasar lengan dan kelenjar femoral pada permukaan posterior pada paha. Jantan dewasa sampai sekitar 60 mm, betina
dewasa sampai 70 mm. Kulit halus dengan jaringan alur-alur rendah, lipatan supratimpanik
sampai ke pangkal lengan. Iris berwarna merah. Punggung berwarna abu-abu, cokelat
gelap, kehitaman dengan bercak-bercak bulat telur atau bulat yang lebih gelap,
Permukaan perut keputih-putihan dengan bercak hitam. Tenggorokan dan perut
dengan bercak cokelat gelap. Sebuah goresan hitam mulai dari ujung moncoong ke
sudut anterior mata dan berlanjut sampai ke tungkai depan. Permukaan dorsal
tungkai depan dan tungkai belakang dengan pita melintang berwarna gelap. Spesimen
muda dilaporkan berwarna kebiruan.
Biasanya
terbatas di daerah hutan primer, di lantai hutan, di bawah semak dan di bawah
serasah hutan.
Persebaran : Jawa, Lampung
42. Lycodon subcinctus
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Serpentes/Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Lycodon
Species
: Lycodon subcinctus
Deskripsi:
Moncong
lebar dan memipih; mata kecil; sisik rostral hanya dapat dilihat dari atas;
sisik internasal jauh lebih pendek daripada sisik prefrontal; sisik frontal
lebih pendek dibandingkan dengan jarak sisik tersebut dari ujung moncong, dan
juga lebih pendek dari sisik parietal; sisik loreal panjang, terpisah jauh dari
sisik internasal dan biasanya sisik ini bersinggungan dengan mata; tidak
terdapat sisik preokular; sisik postokular berjumlah dua atau tiga; sisik
labial atas berjumlah delapan, sisik ketiga hingga sisik kelima atau keenam
bersinggungan dengan mata; empat sisik labial bawah bersinggungan dengan
perisai dagu anterior. Sisik tubuh terdiri dari 17 baris sisik, di bagian
dorsal berlunas; sisik ventral berjumlah 128-130 sisik; sisik anal berbelah
(jarang yang tunggal); sisik subkaudal berjumlah 61-90 pasang.
Tubuh
bagian atas berwarna hitam atau cokelat gelap, dengan warna putih pada daerah
occipital. Cincin-cincin putih terdapat pada tubuh dan ekor, antara cincin satu
dengan yang lainnya terpisah cukup jauh, pola ini akan menghilang pada individu
dewasa. Tubuh bagian bawah berwarna cokelat atau cokelat kekuningan. Panjang
kepala dan tubuh mencapai 820 mm dengan ekor sepanjang 180 mm.
Persebaran : Asia Tenggara kecuali Myanmar, Cina
selatan termasuk Hongkong, dan Indonesia dari Sumatra sampai Sumbawa
Status :
43. Spesies 1
44. Spesies 2
45. Rhacoporus javanus
Kingdom : Animalia
Phylum
:
Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Order : Anura
Suborder : Phaneroglossa
Family : Rhacophoridae
Genus : Rhacophorus
Species : Rhacophorus javanus
Deskripsi :
Dinamakan sesuai
dengan Pulau Jawa, dimana jenis ini diketahui. Katak pohon berukuran kecil
sampai sedang, tubuh relatif gembung. Moncong sedikit menonjol. Jari tangan
kira-kira setengah atau dua-pertiganya berselaput. Semua jari kaki, kecuali
jari keempat, berselaput sampai ke piringannya. Tumit mempunyai sebuah lapisan
kulit (flap), tonjolan kulit terdapat sepanjang pinggiran lengan, dasar kaki
sampai ke jari luar. Timpanum jelas, sebuah lipatan di atas timpanum. Jantan
dewasa berukuran sampai 50 mm, betina dewasa sampai 60 mm. Permukaan dorsum
halus, perut termasuk bagian bawah kaki berbintil kecil kasar. Kulit berwarna cokelat
mahagoni atau kemerahan, cokelat terang, kuning sampai ungu dengan
bercak-bercak tidak beraturan. Biasanya terdapat di dalam hutan primer pada
ketinggian di atas 250 sampai 1500 m di atas permukaan laut.
Penyebaran : endemik di Pulau Jawa
Status : vulnerable (VU)
46. Chlamydosaurus kingi
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Agamidae
Genus : Chlamydosaurus
Species : Chlamydosaurus
kingi
Deskripsi:
Kepala berukuran kecil; moncong
runcing, bagian atas sedikit cekung; sisik kepala kecil-kecil dan berlunas;
tympanum hampir sama besar dengan diameter mata; lubang hidung besar, bulat dan
letaknya lebih dekat dengan ujung moncong dibandingkan letaknya dari mata; 13
atau 14 sisik labial atas dan 13 sisik labial bawah. Terdapat dermal collar
yang ditutupi oleh sisik besar yang berlunas, ujung dermal collar di bagian
dorsal berupa sisik yang runcing. Sisik dorsal berukuran kecil dan berlunas,
sisik denga ukuran terbesar terletak di daerah vertebral. Sisik ventral
berukuran lebih besar. Ekor sedikit memipih, panjangnya hampir dua kali panjang
kepala dan tubuh, ditutupi dengan sisik yang berukuran hampir sama dengan sisik
tubuh dan berlunas. Tungkai panjang, tungkai belakang panjangnya dapat mencapai
tympanum atau mata; tungkai ditutupi dengan sisik yang berukuran sama dan
berlunas; jari panjang, berlunas di bagian bawah.
Tubuh bagian atas berwarna cokelat
dengan bercak yang berwarna lebih gelapa atau kekuningan. Tubuh bagian bawah
berwarna lebih terang; bagian dalam mulut berwarna kuning cerah. Pada dermal
collar bagian atas terdapat sedikit warna oranye, merah cemerlang dan biru.
Panjang kepala dan tubuh sekitar 260 mm dengan ekor sepanjang 550 mm.
Persebaran : New Guinea, Australia.
Status :
47. Megalobathracus japonicus
Kingdom : Animalia
Phylum
:
Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Order : Urodela
Family : Cryptobranchidae
Genus : Megalobathracus
Species : Megalobathracus japonicus
Merupakan salamander akuatik yang
berukuran besar dengan tubuh memipih dorsoventral; tungkai pendek; ekor memipih
laterolateral; metamorphosis dari spesies ini kurang sempurna; terdapat lipatan
lateral pada tubuh dan tungkai; tidak terdapat kelopak mata; mata berukuran
kecil; pada larva terdapat insang dari usia 18 bulan hingga lebih dari 3 tahun.
Ukuran larva mencapai 25-33 mm; individu dewasa dapat mencapai ukuran 740 mm.
Status : threatened; terancam
0 Response to "Reptilia dan Ampibi"
Posting Komentar