Proses Pengawetan Hewan

Nih sobat, saya akan ngasih info sikit mengenai cara pengawetan hewan khusunya serangga. Artikel ini saya dapat dari Museum Biologi Yogyakarta.

Gak usah lama-lama langsung ajah ke TKP:::::::::


KOLEKSI SERANGGA

MUSEUM BIOLOGI UGM

Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun yang silam hingga sampai sekarang. Diperkiraan jumlah spesies serangga di dunia sangat besar bahkan lebih banyak daripada jumlah Mammalia. Ciri-ciri spesifik serangga yang tidak ditemukan pada hewan-hewan lain yaitu, adanya proses metamorfose, pasangan sayap, macam-macam tipe alat mulut, dapat hidup pada berbagai macam habitat, jenis makanan yang  beraneka ragam.

Mengumpulkan serangga termasuk kegiatan ilmiah yang sangat penting, selain itu dapat juga dijadikan hobi. Mengumpulkan serangga dapat menambah pengetahuan. Banyak hal yang menarik yang dapat diamati, antara lain bentuk  sayap serangga yang beraneka ragam bentuk dan warnanya, antena yang berbeda yang satu dengan yang lain.

 Satu siklus kehidupan serangga terdiri dari beberapa fase/ stadium, yaitu: telur menjadi larva, larva menjadi pupa, pupa menjadi imago. Serangga mempunyai keunikan yang khas pada tiap jenis, misalnya dalam satu jenis kupu-kupu, antara kupu-kupu yang satu dan lainnya memiliki bentuk yang sangat berbeda bahkan antara hewan jantan dan betina dalam satu jenis juga memiliki bentuk, warna dan corak tubuh yang berbeda pada tiap musim.

Mengumpulkan serangga merupakan pekerjaan yang relatif lebih  mudah dibandingkan dengan mengumpulkan binatang lainnya. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dan kerapian, sehingga koleksi mempunyai nilai baik untuk kepentingan biologi, entomologi, dan kepentingan khusus yang lain. Dengan demikian selama pengerjaan koleksi tidak boleh dilakukan dengan sembarangan dan harus dikerjakan dengan hati-hati. Terdapat peraturan-peraturan khusus yang harus diperhatikan dalam koleksi serangga. Tahap awal, ketika kita menangkap serangga, harus dicatat dimana, kapan dan bagaimana serangga itu hidup. Hal-hal yang perlu diketahui didalam koleksi serangga adalah :

1.         Alat-alat

2.         Cara membuat koleksi

A.   ALAT-ALAT

Alat-alat yang diperlukan dalam koleksi serangga sederhana dan murah, serta dapat dibuat sendiri oleh orang yang berminat terhadap pekerjaan ini

1.    Jala penangkap

Jala penangkap umumnya dibuat dari kain kelambu, kerangka dibuat dari kawat berbentuk lingkaran atau bentuk lain yang diberi tangkai kayu atau bambu. Besar dan bentuk bahannya bermacam-macam tergantung dari penggunaannya.

Jala penangkap- yang digunakan diayunkan pegangan dibuat dari kayu yang kuat, pada pangkalnya diberi pipa logam, pegangan tersebut panjang nya 100 cm s/d 125 cm diameternya 30cm kerangka kawat dari baja. Jala penangkap kupu-kupu (gambar 1) kelambunya lebih halus dan tangkainya lebih ringan dan panjang.

1.1.    Jala penangkap lalat

Kain jala untuk menangkap lalat yang lebih halus, diameter jala 20 cm, jala ini juga dapat dipakai untuk menangkap lebah.

1.2.    Jala untuk serangga air

Untuk kerangka jalanya segi tiga dan tangkai memanjang pada salah satu sudutnya jala tersebut diatas memilih kantong cukup dalan sehingga serangga yang ditangkap tidak mudah lepas kembali. Ukuran jala paling pendek  40-50 cm. Jala ini harus selalu kering karena jala yang basah akan merusak serangga yang ditangkap. Jala untuk serangga air harus dikeringkan setelah selesai dipakai.


2.     Botol Pembunuh/ Killing Bottle
            Dapat dibuat botol atau tabung gelas yang mulutnya lebar dengan ditutup rapat dari gabus atau sekerup/tutup putar. Bahan pembunuh dapat digunakan Calcium Cyianida atau Kalium Cyanida. Zat-zat ini sangat beracun sehingga harus berhati-hati sekali, karena itu botol pembunuh harus diberi kode agar tidak setiap orang memegangnya. Penempatan zat-zat ini harus dijauhkan dari jangkauan anak kecil.
Cara Pembuatan botol pembunuh/ Killing Bottle:
1.    KCN dibungkus dengan Cellucotton dan ditaruh di dasar botol kecil, cukup satu sendok  teh  KCN atau CaCn2
2.    Kalau tidak ada celucotton bisa diganti dengan serbuk gergaji yang kering setebal 1 cm direkatkan yang baik dan memadat.
3.    Diatas celucotton diberi kertas sobekan untuk menjaga supaya serangga yang dimasukkan kedalam botol tidak rusak.

A. CARA MEMBUAT KOLEKSI

Dalam membuat koleksi serangga maka pekerjaan yang dilakukan adalah:

a.    Menangkap.

b.    Mematikan.

c.    Memasang dalam spanblok.

d.    Mengeringkan.

e.    Determinasi

a.    Menangkap.

Saat yang baik menangkapnya adalah pagi hari, karena serangga-serangga  banyak keluar di pagi hari yang cerah, selain itu pada pagi hari  serangga belum terlalu agresif, terutama belalang sawah. Sebagai alat penangkap sebaiknya digunakan jala khusus serangga. Penangkapan serangga dilakukan dengan mengayunkan jala ke arah serangga yang sedang terbang. Jika serangga itu terperangkap, bagian atas jala diputar/dilipat sehingga serangga yang masuk jala tidak dapat lepas.

b.    Mematikan dan Mengawetkan Serangga

            Cara mematikan serangga ada bermacam-macam tergantung pada jenis serangganya.

            Aturan mematikan serangga disebut sebagai berikut:

1)    Untuk mematikan semut, lalat kutu-kutu dan rayap dan sebagian dapat menggunakan bahan tersebut.

2)    Untuk tawon, kupu-kupu, belalang dan sebagainya dengan botol pembunuh

a.    Memasang Dalam Spanblok

            Pekerjaan ini sering disebut denga istilah OPSETTEN. Syarat-syarat untuk dapat diopset. Ialah stadium imago dengan syarat atena, sayap, warna bulu semua kakinya harus masih utuh. Semua bagian tersebut merupakan bagian yang penting untuk indentifikasi

*        Menusukkan Dengan Jarum Insecta

            Penusukan dimaksudkan untuk mempermudah dipegang dan dipelajari. Serangga yang besar dan sedang harus ditusuk vertical melalui badannya. Sedang yang kecil dengan cara carding atau staging.

a.    Menusukkan dengan Jarum Insecta

            Penusukan dimaksudkan untuk mempermudah dipegang dan dipelajari. Serangga yang besar dan sedang harus ditusuk vertical melalui badannya. Sedang yang kecil dengan cara carding atau staging.
ORTOPTERA ( belalang)
            Harus ditusuk melalui belakang dari protorax agak ke kanan dari garis tengah.

HEMIPTERA (kepik-kepik)
Melalui Scutelum sedikit sebelah kanan dari garis tengah.

LEPIDOPTERA (kupu-kupu)
Melalui tengah-tengah torax bagian yang paling tebal atau diantara sedikit ke belakang dari sayap depan.

            Bagi Ordo-ordo yang harus dibuka sayapnya dibutuhkan suatu alat, alat yang disebut spanblok
Ordo-ordo tersebut: Kupu-kupu ( Lepidoptera), Tawon    ( Heminoptera), dan Lalat  (Diptera). Sebelum serangga tersebut dipasang dalam spanblok dan dikeringkan, maka kaki, sayap dan antena harus diatur.
            Kaki depan di depan kaki tengah dan belakang ke belakang sayap sehingga margin ke belakang dari sayap depan dibuat kira-kira sudut 90 derajad. Bagi yang marginnya tidak lurus, diatur sedemikian rupa sehingga setelah dibuka bentuknya harmonis. Jangan sampai badannya tertutup sayap.
            Abdomen harus tetap lurus dan ini dapat diperoleh penyangga dengan kapan pada waktu memasang pada spanblok. Antena juga mengarah ke depan membetuk sudut 45 derajat. Untuk mendapat posisi yang kita kehendaki dapat kita Bantu dengan jarum bundle. Cara mengembangkan sayap dengan pertolongan dengan kertas minyak yang dibantu di klem dengan jarum-jarum bundle sehingga sayap dijepit antara spanblok dan kertas tersebut. Untuk mengeringkan dengan spanbloknya sekali jadi, Urut-urutannya  :
-          ditusuk dengan jarum serangga,  serangga pada spanblok.
-          Sayap kanan depan dinaikkan
-          Sayap kiri depan dinaikkan
-          Sayap belakang diatur dan atena dibantu dengan jarum, jarum untuk fiksasi.

STAGING DAN CARGING

            Untuk serangga yang kecil seperti nyamuk dan lain-lainnya  ada cara lain yaitu cara Starging  dan Carding  Jarum yang untuk menusuk serangga kecil sekali serang ditusuk seperti biasa dengan jarum yang halus (jarum mentul). Lalu jarum ini ditusukkan pada gabus dan kemudian gabus pada bagian lain ditusuk dengan jarum biasa.
a.    ditusuk dengan letak pandangan dorsal.
b.    Ditusuk dengan pandangan lateral.
c.    Ditusuk dengan pandangan vertical.
            Cara ini tidak menggunakan jarum yang halus melainkan serangga ditempelkan pada guntingan kertas tebal dengan menggunakan lem perekat. Bentuk kertas tersebut berbentuk segitiga sama kaki lem yang dipakai yaitu lem forticol. Kemudian pada sisi yang lain atas dari segi tiga tadi ditusuk dengan jarum biasa.
            Serangga yang kita kumpulkan kadang-kadang tidak sempat di opset, sehingga serangga tadi menjadi kaku.
Serangga yang mrnjadi kaku tadi dapat dilemaskan kembali dengan cara sebagai berikut
1.    Suatu wadah diisi dengan kapas yang ditetesi dengan Phenol . Kemudian diatas  kertas, kertasnya diberi filter. Serangga yang telah kaku tadi  diletakkan diatas kertas tadi dan ditutup. Setelah kira-kira 24 jam, maka serangga tadi akan lemas kembali dan dapat di opzett
2.    Kalau zat tersebut tidak ada, maka kita dapat melemaskan dengan cara lain, yaitu dengan cara menaruhkan serangga yang telah kaku tadi diatas uap air yang mendidih.

a.    Proses Pengeringan  

1.    Dengan panas matahari dalam wadah ( Drogkist) dari seng
2.    Dengan lampu listrik dalam wadah (Drogkist) dari seng atau almari khusus
3.    Dengan alat khusus yang diberi zat absortbens untuk mengisap air.
            Disini perlu dicatat tanggal pengeringan, lama pengeringan tergantung pada alat yang dipakai. Tetapi rata-rata 10 hari dengan almari pengeringan listrik sudah cukup.Perlu diperhatikan bahwa serangga yang di opzet harus betul-betul kering didalam penyimpanan tidak mudah rusak oleh jamur atau serangga lain yang menjadi perusak. Untuk menjaga pengeringan agar tidak mudah rusak hal-hal tersebut diatas maka tempat-tempat pengeringan dilengkapi dengan kapur barus (kamper)

b.    Determinasi
            Setelah serangga-serangga kering, kemudian dicari namanya dengan determinasi, yaitu dengan menggunakan label determiasi.Adapun buku-buku determinasi yang dapat dipakai  :
  1. FAUNA OF BRITISH Indie – sampai Speciec.
  2. ROBERT MATHESON  : Entomology for introductory counses.
  3. JKHON HENRY COMSTOCK : Ani introduction of entomology
  4. E.O. ESSING : Colloge entomology.
Nama autor tidak boleh dilupakandan ditulis nama serangganya / autor pemberi nama serangga.

c.    Penyimpanan

            Serangga yang telah dideterminasi  diberi etequete lalu disimpan didalam doos, doos penyimpan koleksi harus dibri pencegah supaya tidak busuk atau dimakan semut, yaitu diberi kanferdiletakkan di almari almari yang diberi lampu listrik.

PENGAWETAN KULIT (TAXIDERMI)
1.    Bahan
Specimen, Binatang kaki empat,
Tepung kanji, kawat, Kapas
Bahan Pengawet
Tawas   : 450 gr   
Arsenic   : 400 gr   
Detergent   : 1 batang
Borak    : 400 gr    
Aquades :100 m   
Alkohol 40%: Secukupnya                      
Formalin: 40 %   secukupnya.
2.    Alat alat
Set pisau pembedah / Pisau belati, Gunting, tang lancip, tang biasa.

TINDAKAN PERTAMA
  1. PEMBIUSAN
  2. PEMBUATAN CATATAN.
  3. MEMBUAT SCET
  4. MENGULITI PENGAWETATAN DAN PEMELIHARAAN
  5. PENGOPSETAN
1.    PEMBIUSAN
      Tujuan pembiusan adalah cara terbaik agar binatang mati dalam     keadaan tidak terluka, jadi tidak memperbanyak jahitan.
1.    MEMBUAT CATATAN
    Sesudah kita mendapatkan binatang (yang telah mati) maka   tindakan pertama adalah membuat catatan yang perlu:
-          Nama dan jenis kelamin binatang
-          Tanggal diperoleh
-          Nama yang mendapatkan
-          Ukuran tubuh panjang dan seluruh ukuran ekor , kaki, jari dan berat badan
-          Warna mata dan warna iris, paruh kaki serta bagian tubuh lainnya ditutupi bulu pada burung dan binatang menyusui , warna moncongnya serta bibir.
-          Ukuran mata.

2.    MENGULITI MENGAWETKAN DAN PEMELIHARAAN
a.    mengiris kulit dada atas
b.    kulit dipisahkan dari tubuh berangsur-angsur dari sebelah menyebelah dengan arah ke punggung, kaki dipisahkan dari tubuh pada sendi-sendinya. Dengan menyerongkan kaki dari luar dengan tulang paha ikut dengan kulitnya.
c.    Ekor dipotong dari dalam berikut dengan tulang ekornya.
d.    Tulang selangka pada sayap kemudian tercapai, setelah itu kulit dibalik pisahkan dari tubuh pada sendi-sendinya, dengan pisau atau gunting.
e.    Leher dibalik hati-hati dengan pertolongan jari –jari saja dan tepung kentang  mengembalikkannya seperti membalik kaos kaki.
f.     Hati hati bila sudah mencapai kepala lebih-lebih dalam melepaskan saluran telinga yaitu dengan pinset dan pisau
g.    Juga pada mata dan perut tengkorak dipisahkan dari leher dan dibersihkan dari otot-otot, bolamata dan otaknya.
h.    Bagian kepala ini diberi racun arsenic atau tawas halus saja diisi dengan kapas pengganti daging dan bola mata terus dibalik
i.      Daging pada sayap dan kaki dibersihkan benar benar bersih juga pada ekor.
j.      Pada burung-burung besar maka perlu daging-daging dan otot pada pucuk sayap dibersihkan juga dengan membuat irisan dengan membuat irisan pertolongan pada bagian luarnya, pada kaki perlu juga dibuat irisan pada belakang tungkai dan dan telapak serta ujung jarinya.
k.    Semua ini sesudah bersih dan otot –otot terus diobati dan diisi dengan kapas, dan semuanya dibalik kembali seperti semula.
l.      Tugas hampir selesai ambillah batang bamboo yang panjangnya sama dengan jarak paruh sampai ke ujung bulu ekor, bamboo ini dibalut dengan kapas dan kurang sedikit sebesar lehernya dan dimasukkan hati-hati dalam leher sampai pada paruhnya.
m.   Demikian juga badan dari kapas diangin-anginkan sampai kering. Kulit semacam ini setelah diperbaiki diisi kapas dengan betul dan dijahit dinamakan balg bila kulit yang telah kering tadi ingin dipanjang (omset) memerlukan ukuran-ukuran badan dan lain-lain pada beberapa burung yang kepalanya sangat besar atau lehernya sempit atau burung leher sangat panjang dan mempunyai perhiasan kepala yang besar kepala itu sukar dibalik dan dibersihkan dalam membalik leher seperti contoh :
Pada angsa atau belibis dan lain sebagainya. Untuk ini perlu membuat  irisan penolong dibelakang kepala memanjang keleher dan dari sini kepala dibalik dan dibersihkan.
Schets tubuh dan anggaota badan dan disertai ukuran yang perlu. Semua ukuran dan catatan ini sangat diperlukan dalam opzet kelak atau sebagai bahan dokumentas.

Catatan ditulis dalam etiket kecil dengan potlot biasa atau 0,1 inkt, dan pada buku catatan tersendiri untuk study skin cukup keterangan pada 1,2,3,4,5,dan 6.
Kalau mungkin adalah membuat catatan muka masker dari binatang tadi dari gips yang dapat diperoleh dari rumah sakit bekas luka dan kotoran lain dapat dibersihkan lebih-lebih pada bulu burung, lobang mulut, dan lobang kotoran serta lobang bekas luka pada binatang ini perlu ditutup dengan kapas barulah pengulitan dimulai.

Tujuan terpenting adalah melepaskan kulit bersama bulu-bulunya, dari tubuh dan membersihkannya dari daging dan otot-otot serta lemak yang melekat serta diobati.
Alat-alat untuk ini sebetulnya sederhana ,menurut kebutuhannya yang paling penting adalah scalpet (pisau operasi), ontleedmes, pinset gunting dan pisau belati
Selain itu dimiliki ketelitian kesabaran dan rasa tidak jijik

-          Binatang-binatang berkaki empat yang kecil 
-          Binatang berkaki empat yang besar
-          Binatang berkaki empat bertanduk
-          Burung
-          Ular dll.
Binatang kaki empat kecil, bajing, kancil, kucing, hutan, anjing, dll. Binatang sampai sebesar musang.
-          bersihkan dulu dari darah dan kotoran dengan kapas sumbatlah lubang kotoran, mulut dan bekas tembakan / luka dengan kapas.
-          Ambilah buku catatan yang parlu warna mata dan congor yang akan berubah setelah kering.
-          Letakkan binatang tersebut melintang, perut diatas kepala disebelah kiri.
-          Irislah perut mulai dari titik antara kaki muka sam[pai memanjang sampai pangkal ekor.
-          Darah dapat dibersihkan dengan tepung kentang ardaphellammeeatau tai gergaji amilumsolani atau sawdust bahan ini menjaga agar tak licin memegangnya.
-          Kulit dipisahkan dari tubuh dari sebelah menyebelah sampai di punggungnya. Ini dari arah perut.
-          Tulang kaki muka dan belakang dipisahkan pada sendinya, dengan atau tanpa tulang belikat (scapula) tulang kaki ini masih masih bersatu dengan jari-jarinya. Dan kulit binatang pada tikus dan bajing maka tulang ekor dapat dikeluarkan dengan menariknya keluar dengan hati-hati.
-          Pada lain binatang perlu dibuatkan irisan sepanjang ekor sampai pada ujungnyadan tulangnya dipisahkan dari kulit
-          Bagian kepala dari leher kita balik kulitnya dari muka,, hati-hati bila telah mencapai telinga bagian dalam tulang rawan turut teriris , mata hidung, serta bibir.
-          Jaga jangan ada kelopak mata ,kulit turut teriris.
-          Tubuh dipisah sama sekali dari kulit
-          Lanjutkan membalik hati-hati kaki muka dan belakang sampai ke jari-jarinya sebelum daging dan ototnya dibersihkan dari tulang, buatlah scet dari kaki tadi dengan jalan menempatkan kaki tadi diatas kertas dan ditndai proyeksinya dengan potlot biasa ukuran tebal dan kelilingnya dicatat pada beberapa tempat
-          Lipat bibir mata hidung dibelah sampai ujung-ujungnya.
-          Tulang kaki untuk binatang yang kceil dibiarkan melekat pada kulit atau pada binatang yang agak besar kaki dipisahkan dari jari-jari kaki dibuat scets nya pada kertas
-          Demikian pula perlu dibuat scets dari tubuhnya beserta ukuran yang perlu.
-          Tengkorak setehal dibersihkan dari badan terus dibersihkan dari otot,daging dan mata serta otaknya.
-          Pada kaki bila sukar membaliknya maka dibuat irisan penolong dibagian bawah dari jari-jari.

Kulit setelah selesai dikerjakan seperti dimuka terus diawetkan dalam larutan alcohol 70% semalam esuknya diambil dirajun dan terus diisi atau diopzet atao disimpan dalam larutan formalin 40% atau terus dalam alcohol seperti diatas lama-lama warna kulit akan berubah warna dari aslinya atau diberi tawas halus rata-rata setelahnya diangin-anginkan .

BINATANG KAKI EMPAT BESAR

Babi hutan, kijang, rusa betina harimau dan lain-lain, Pengulitan padaumumnya sama seperti perlakuan diatas disini irisan dibuat pada perut pada bagian belakang pada tiap-tiapm kaki muka memanjang kedua pada telapak kaki belakang sampai pada pangkal paha sebelah dalam dibuat irisan pada jari-jari kaki pada harimau misalnya untuk membantu mengeluarkan tulang jari setelah kulit dibersihkan dari otot-otot dan lipatan bibir hidung serta mata dibelah, telinga dibalik sampai ke pucuknya agar obat dapat merasuk ke dalam.
Dibuat scets seperti diatas sebelum tulang kaki dan tengkorak dibersihkan dari daging dll.
Tulang kaki dan tengkorak ini disimpan karena penting untuk opzets dikemudian hari.

PENGAWETAN

Kulit ditaburi dengan tawas dan digosok-gosokkan dengan rata.
Diangin-anginkan sampai kering, ini kadang-kadang memerlukan waktu beberapa hari menurut tebal tipisnya kulit dan baik buruknya cuaca
Bila terlalu tebal kulit nya atau masih banyak lemaknya maka obat pengawet tak dapat merasuk ke dalam dan perlulah kulit ditipiskan dahulu dengan pisau biasa atau pisau penipis yang khusus.

TIDAK DICETAK

BINATANG BERKAKI EMPAT DAN BERTANDUK

Kijang, rusa jantan, banteng
-          Pengulitan seperti hal-hal diatas
-          Lihat pada contoh
-          Pada tengkuk dibuat irisan memanjang hampir pada tempat diantara tanduknya.
-          Kulit dipisahkan dari tengkoraknya dan tanduk dengan pertolongan pisau tumpul atau obeng disekitarnya.
-          Pengulitan pada mata harus hati-hati juga pada apa yang dikatakan orang mata malam yaitu celah kelenjar air mata petunjuk lainnya sama dengan yang lain.


PENGAWETAN

Juga dalam hal ini sama saja dengan yang telah disebut diatas,yaitu tawas sebagai yang umum ada kalanya tawas ini dicampur dengan garam sedikit

BINATANG KAKI EMPAT YANG ISTIMEWA

Bangsa kera monyet lutung dll sering dikuliti dari sebelah punggung karena biasanya binatang ini di opzet  bagian perut didepan berdiri atau duduk agar jahitanya tidak kelihatan.bila binatang ini dimasukkan dalam  opzet dengan cara herd and neck skin method, yaitu kepala berikut lehernya sesukar dan selama seperti yang di uraikan tadi juga obat pengawet tak sebanyak itu Lihat Gbr.

ULAR DAN LAIN –LAINNYA

Dalam hal ini bekerja lebih sederhana dari pada binatang lainnya seperti yang telah diuraikan diatas.
Ular yang telah mati diletakkan memanjang pada punggungnya pada perut disebelah atas irisan satu-satunya yang dibuat dari leher yaitu dibawah sedikit dibelakang tulang tengkorak sampai pada ujung ekor perhatikan agar irisan ini lurus betul kemudian biasa kulit dipisahkan dari tubuh. Hati-hati bila sudah sampai pada kepala ,lebih pada matanya.
Kulit dibersihkan dari otot-ototnya dengan hati-hatilebih –lebih pada rahangnya untuk coleksi (study collection) gigi pada rahang jangan ada yang hilang.

Bila untuk opzets dikemudian hari perlulah dicatat ukuran tubuhnya panjangnya lingkarnya.

Peringatan tambahan
Dalam pekerjaan ini perlu pisau harus tajam.

TIDAK DICETAK

PENGAWETAN BIOTA LAUT

Hewan laut mempunyai bentuk yang beraneka ragam ada yang bentuknya seperti semula ada yang berubah-ubah. Oleh sebabitu intuk mendapatkan koleksi dan awetan yang indah memerlukan perlakuan khusus hewan hewan yang sudah berubah bentuknya setelah mati atau sesaat ditangkap diantaranya, lililaut (crinoide) bintang laut asteroide bulu babi (echiniidae) dan jenis hewan berongga (colenterata)
Untuk hewan berkulit duri atau econodermata yang sebagian kerangkanya terdidi zat kapurmaka binatang ini diawetkan dalam larutan alcohol 70% agar bahan kapurnya tidak larut. Untuk mengkoleksi teripang agar seperti semula lakukan dengan cara sebagai berikut:
-          pertama teripang ditampung didalam ember atau bak ember kita isi dengan air laut secukupnya, bila dianggap perlu air laut bisa diganti beberapa kali .
-          sesudah sampai dilaboratorium, teripan–teripang dibiarkan sementara agar mengembang mengeluarkan tentakel-tentakelnya dan dibiarkan bergerak-gerak.
-          Kemudian tetesi laruran mentol atau larutan Magnesium sulfat (Mg So4) sedikit demi sedikit dan hati-hati sekali sehingga teripang terbius dalam posisi mengembang, kemudian kita masukkan dalam larutan Alkohol 70% sebagai larutan pengawetnya. Perbandingan volumenya 1:4.
PENGAWETAN BINTANG LAUT

Bintang laut harus ditempat kan disuatu tempat yang berisi air laut dan dijaga tetap hidut. Letakkan bintang laut ke tempat yang datar, sehingga mempunyai bentuk yang yang normal, setelah mencapai bentuk yang normal cepat-cepat kita pindahkan ke tempat yanglain.yang berisi air tawar sehingga bintang laut mati dalam bentuk mengembang dan kaku
. Kemudian kita pindahkan ke tempat yang berisi larutan formalin 4 % selama kurang lebih 3 Jam sampai 4 jam.
Baru dikeringkan dalam sinar mata hari atau dengan oven .

Penyimpana Setelah Diawetkan.
Bintang laut dapat disimpan di kotak-kotak yang bagian atasnya diberi kaca, dan diatur ditaruh pada rak-rakmseperti pada herbarium.


PENGAWETAN LILILAUT

Lililaut lengan nya beruas-ruas dan bercabang-cabang
Untuk mendapatkan lililaut yang utuh caranya sebagai berikut  :
-          Usahakan lililaut masuk dalam botol yang telah kita isi dengan air laut kemudian dengan cara mendekatkan mulut botol kedalam lililaut setelah lililaut masuk kedalam botol seluruhnya, baru kita tetesi dengan menthol atau Magnesium Sulfat. Sedikit demi sedikit hingga lililaut mati
-          Selanjutnya kita pindahkan ke dalam botol yang berisi Alkohol 70% untuk kita awetkan
Perawatan dan pemeliharaan selanjutnya , tidak jauh dengan pengawetan herbarium , jika pengawetnya berkurang larutan bias ditambah lagi.
Untuk memudahkan mengontrol koleksi lebih baik dibuat kartu koleksi, karena koleksi makin lama makin banyak.
BAGAIMANA MEMBUAT HERBARIUM KERING ?

Untuk mebuat herbarium kering yang baik adalah diperlukan alat-alat/ bahan-bahan sebagai berikut.
-          Kantong plastik berbagai ukuran, guna kantong plastik ini untuk mengumpulkan berbagai macam species tumbuhan yang akan dibuat herbarium disamping kantong plastik kita juga bisa menggunakan fasculum yang terbuat dari aluminium dengan ukuran 45-50 cm.
-          Kertas marang atau kertas Koran yang mempunyai merang atau daya serap air yang cukup baik .
-          Tali untuk mengikat  pres herbarium
-          Buku lapangan untuk mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh saat bekerja dilapangan, keterangan yang perlu dicatat meliputi :
a.    Tinggi tanaman, penampangnya bau bunga, rasa buah, dan lain-lain yang sekiranya nanti akan saat dibuat herbarium. Manfaat tumbuhan bagi kehidupan kita misal untuk obat, makanan ternak, dan sebagainya.
b.    Nama daerah, sebab nama daerah yang satu dengan yang lain tidak sama tempat tumbuh, habitat yaitu tempat dimana tumbuhan ditemukan di sawah, pantai, gunung , sungai, rawa dsb.
c.    Tinggi tempat dimana tumbuhan ditemukan tinggi tempat dapat dicatat dengan alat yang namanya ALTIMETER.. Atau dapat mencatat di setasiun terdekat tempat ditemukan tumbuhan tersebut bisa nama desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi.
d.    Tanggal koleksi yaitu waktu kita mengambil tumbuhan, misalnya 31-12-85,
e.     Nama kolektor yaitu nama yang mengoleksi atau yang mengumpulkan diberi nomor urut atau nomor koleksi ditulis dalam etiket gantung juga nama yang mengoleksi.
f.      Etiket gantung yang dibuat dari kertas pada larang dengan ukuran 3x5 cm dan dilobangi pada sebelah sisinya untuk mengikat benang.
g.    Pensil untuk mencatat pada etiket, dipakai pensil supaya tidak luntur terkena air.
h.    Gunting pemotong samak/ dahan pecok garpu untuk mencabut tanaman.
i.      Kompas untuk mengetahui dimana arah dimana kita berada.
j.      Botol plastik untuk tempat alcohol  Altimeter untuk mengetahui tinggi tempat.
k.    Sublimat ( Hg Cl2  ) aklohol, sasakan bisa dibuat dari bamboo atau triplek.


LANGKAH KERJA

Kita ambil tumbuhan yang akan kita buat herbarium usahakan lengkap dengan akar, batang, bunga, buah,. Ada tumbuhan yang tidak lengkap karena terlalu besar ukurannya atau karena alasan lain maka untuk mendapatkan herbarium yang memenuhi syarat perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut  :
a.    Kalau mungkin ambil seluruh tumbuhan lengkap dengan bunga, buah untuk tumbuhan yang berbunga dan berbuah hal ini cukup untuk identifikasi.
b.    Materi untuk specimen buah tanpa bunga umumnya kurang berbobot, tanpa bunga untuk mendeterminerminasi.
c.    Lebih baik mempunyai koleksi sedikit lengkap daripada banyak tidak lengkap.
d.    Jangan sekali-kali mencampur specimen dari tumbuhan yang berbeda tempatnya apa lagi yang dikumpulkan tanggalnya berbeda-beda.

Setelah langkah-langkah diatas terpenuhi, bersihkan bahan-bahan tumbuhan kita atur sedemikian rupa lipatan kertas Koran atau kertas marang.
Sebagian ditampakkan diatas, sebagian ditaruh dibawah setelah banyak herbarium kita pres dengan sasak untuk mempercepat pengeringan . Usahakan tiap pengepresan 10 exemplar.
Kemudian kita jemur supaya keringnya bersamaan dan merata. Herbarium sering dibalik yang tengah ditaruh keatas dan sebagainya.
Apabila sinar matahari tidak cukup (musim penghujan) pengeringan dapat dilakukan dengan oven listrik atau dipanggang diatas bara, bila memakai oven listrik bisa dengan suhu 60-70 derajad setelah betul-betul kering herbarium siap untuk di tempelkan pada kertas herbarium tetapi sebelum ditempelkan harus mendapat perlakuan supaya tidak dimakan oleh insecta , yaitu dengan sublimat Mercury klorida (Hg Cl2 ) sublimat dilarutkan dalam alcohol dengan perbandingan 1000 cc Alkohol dan 40 gram sublimat.
Larutan ini dimasukan dalam botol dan ditulisi awas racun. Racun ini sangat berbahaya, dapat masuk melalui saluran pernafasan, dapat mengakibatkan kematian karena kerusakan ginjal.
Selama bekerja racun ini dapat merangsang sel-sel lendir maka jangan menggosok mata saat bekerja.


bahan tersebut dipanaskan dan di aduk-aduk sampai rata dan didinginkan untuk siap dipakai akan lebih praktis lagi kita gunakan plester yang terbuat dari kertas yang banyak dijual ditoko alat tulis.

Setelah kita selesai menempelkan kita tempelkan etiket herbarium dengan lem yang baru kita buat cukup pada ujung kanan atas saja yang dibaeri lem jadi gak usah ditempel kuat-kuat. Etiket ini memuat keterangan Famili, genus, species   nama lokal nama kolektor nama determinator dan tinggi tempat di temukan.

HERBARIUM BASAH

Untuk  herbarium basah prinsipnya sama dengan herbarium kering, hanya pengawetan direndam dalam larutan dan tidak perlu dikeringkan jadi langsung bias diawetkan tetapi herbarium basah sebagian besar digunakan untuk jenis tumbuhan  BRYOPHYTA
Adapun larutan yang digunakan sebagai berikut  :
-          900 cc alcohol 50 cc formalin 40% 50cc asam acetat (cuka).
-          1000 cc aquades 25 cc formalin 40% 1cc asam acetat 15 gram terusi (Cu SO4) .
Disamping cara diatas ada cara lain yang untuk mempertahankan warna , yaitu dengan cara digodog dulu dengan larutan kalhe atau larutan induk.
Pertama membuat larutan induk dengan bahan 50% asam acetat ditambah terusi ( Cu SO4) langkah kedua bila larutan jenuh akan digunakan terlebih dahulu dengan perbandingan  1 : 4 (1bagian induk 1 bagian air) langkah ketiga specimen di larutan  dalam yang sudah diencerkan kemudian panaskan sampai mendidih sampai sepecimen berubah hijaukekuning-kuningan, dinginkan sehingga garam tembaga menjadi warna hijau seperti semula.
Langkah keempat specimen baru diawetkan langkah kelima diawetkan dengan larutan sebagai berikut :
Pilih salah satu saja.
a.                 Etil alcohol 96% 100cc aquades 100cc formalin40% 15cc asam acetat 5%
b.                 Etyl alkoho 96% 15 cc aquades 35 cc formalin40% 5cc asam acetat.
Specimen yang akan diawetkan dimasukkan kedalam botol dan larutan dituangkan kedalam dan sampai terendam larutan pengawet.

PERAWATAN SELANJUTNYA
Semua herbarium yang kita kumpulkan, harus kita simpan sebaik-baiknya supaya tidak lekas rusak untuk herbarium kering kita simpan dalam kotak herbarium dengan ukuran 41,25 x 28,75x20 cm. Dalam mengisi kotak-kotak herbarium dalam mengisi kotak berisi satu familia, jangan lupa urutkan berdasarkan abjad Familia maupun abjad species , walaupun herbarium sudah disublimat  tidak ada jeleknya setiap kotak diisi kapur barus, fungsi kapur barus ini untuk mencegah masuknya jasad renik perusak , dan akan memberi bau yang harum, kotak-kotak ditaruh pada rak rak bertingkat yang mana akan menghemat tempat berhubung satu kotak blek berisi satu famili dan berdasarkan abjad dari arah kiri ke kananmemudahkan kita mengontrol.
Secara pereodik herbarium harus di kontrol paling tidak 4-6 bulan sekali ada atau tidaknya kerusakan bila perlu disublimat lagi bila ada yang rusak sebaiknya diganti dengan yang baru agar herbarium tetap ada.
Sedang herbarium basah disusun dalam almari bertingkat disusun dari kiri ke kanan berdasarkan abjad juga.



SISTIM KARTU
Untuk mengurangi masalah yang timbul, karena banyaknya koleksi maka perlu dibuat kartu herbarium yaitu kartu famili dan kartu species. Kartu kartu tadi disimpan dalam almari khusus. 




 


 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "Proses Pengawetan Hewan"

  1. Unknown says:
    22 Desember 2019 pukul 19.51

    kak? terima jasa pengawetan hewan peliharaan yang sudah mati bisa tidak?

Posting Komentar